ITALIA, POSKOTA.CO.ID - Seorang dokter Italia, dr. Giovanni Miniello yang dikenal dengan julukan “Dr. Magic Flute" tertangkap basah lakukan penipuan.
Dokter tersebut menipu pasiennya bisa menyembuhkan penyakit kanker dengan cara berhubungan seks dengannya.
Menurut keterangan korban, ia mendatangi Miniello untuk menanyakan masalah kesuburan dirinya. Namun pasien itu mengungkapkan Miniello bertindak kurang ajar dengan menyentuh payudaranya.
Miniello juga mengatakan kepadanya bahwa dia memiliki "bintik-bintik putih" di leher rahimnya, yang menunjukkan adanya HPV.
Menurut Minello, salah satu cara untuk bisa menyembukan penyakitnya dengan cara berhubungan seks, ia mengklaim akan memberikan kekebalan karena dia telah divaksinasi.
“Saya telah menyelamatkan banyak wanita dari kanker. Semua orang yang saya hubungi negatif setelah itu, ”ujar korban menirukan Minello.
Wanita itu kemudian bekerjasama dengan kantor berita investigasi "Le lene," dengan menyewa seseorang untuk memerankan seorang pasien.
Lantas pemeran pasien itu mengunjungi sang dokter, benar saja sang dokter lagi-lagi memberikan solusi untuk berhubungan seks demi menyembuhkan penyakit.
Bahkan sang dokter juga enggan memakai kondom, karena menurutnya kondom tidak akan bermanfaat bagi antibodi.
Saat percakapan tersebut terjadi, seorang jurnalis menerobos masuk dan mengejutkan dokter yang sedang setengah telanjang itu.
Dokter itu berdalih itu hanya untuk studi "Saya melakukan ini untuk studi saya - dan untuk orang lain yang telah saya selamatkan." dikutip Poskota dari nypost.com, pada Minggu (28/11/2021)
Terkait kasus ini, Miniello telah berikan keterangan melalui pengacaranya, dengan mengklaim telah berhasil merawat ratusan wanita selama puluhan tahun.
“Saya, yang telah berhasil merawat ratusan wanita selama lebih dari 40 tahun … hanya mengusulkan pengobatan alternatif yang membuahkan hasil,” menambahkan bahwa dia tidak pernah memaksa wanita untuk berhubungan seks dengannya.
Kini banyak korban lainnya bermunculan, yakn ada 15 wanita lain mengklaim bahwa mereka juga menjadi korban oleh sang dokter.
Marika Massara, koordinator Pusat Anti-Kekerasan di Bari, mengatakan pihak berwenang telah menerima beberapa laporan dalam beberapa hari terakhir.
“Wanita yang datang bersama dan melalui situasi yang sama. Ada yang menganggap melapor, ada yang takut, juga karena tingkat viktimisasi sekunder yang kita saksikan sangat tinggi,” katanya. (cr09)