Drone Ehang 216 Sukses Uji Coba, Siap Pantau Balap MotoGP, WSBK dan Formula E dari Udara

Sabtu 27 Nov 2021, 14:32 WIB
Uji coba Drone Eyang 216 di kawasan Blackstone, Bali, 26 November 2021.

Uji coba Drone Eyang 216 di kawasan Blackstone, Bali, 26 November 2021.

JAKARTA. POSKOTA.CO.ID - Drone Ehang 216 berhasil melakukan uji terbang di Bali, Jumat 26 November 2021. Nantinya drone tanpa awak yang bisa membawa penumpang ini akan menjadi kendaraan resmi Ikatan Motor Indonesia (IMI).

Hal ini diungkapkan oleh Ketua Umum IMI, Bambang Soesatyo saat acara uji coba tersebut bersama Sekretaris Jenderal IMI Ahmad Sahroni, Executive Chairman of Prestige Aviation yang juga wakil Bendahara Umum IMI Rudy Salim dan wakil Bendahara Umum IMI Johnson Yaptonaga, serta Ketua Regional Asia Pasifik Ehang Intelligent Equipment Bill Choi.

Sebagai salah satu drone bermuatan manusia pertama di dunia, Ehang 216 akan digunakan IMI untuk melakukan pengawasan berbagai turnamen dan sirkuit balap sesuai ketentuan FIA dan FIM. 

Termasuk di Ajang MotoGP di Mandalika Lombok, Februari dan Formula-E di Kawasan Ancol Jakarta, Juni 2022 mendatang.

"Drone Ehang 216 juga bisa digunakan untuk mendukung berbagai kepentingan bangsa dan negara. Antara lain untuk kegiatan patroli lalu-lintas Polri, militer, serta mendukung kegiatan kemanusiaan seperti pengiriman obat-obatan ke berbagai daerah terpencil yang sulit diakses jalur darat," ujar Bamsoer.

'Tidak kalah penting untuk mendukung kegiatan pariwisata di berbagai daerah. Ehang 216 lebih dari sekadar alat transportasi biasa, keberadaanya telah menjadi bagian dari sejarah perubahan peradaban manusia," tambahnya.

Ketua MPR RI ini menjelaskan, Ehang 216 menggunakan baterai listrik tanpa bahan bakar minyak. 

Sejalan dengan perjuangan IMI dalam mempercepat migrasi kendaraan berbahan bakar minyak ke bermotor listrik. 

Sehingga bisa turut berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang bersih dari polusi.

"Sebagai kendaraan tanpa awak kemudi, Ehang 216 dioperasikan melalui pusat komando dan kendali AAV (Autonomous Aerial Vehicle) yang berada di darat menggunakan jaringan 4G/5G sebagai saluran transmisi nirkabel berkecepatan tinggi untuk berkomunikasi dengan lancar dengan pusat komando dan kendali," terangnya.

"Sehingga, memungkinkan kendali jarak jauh pesawat dan transmisi data penerbangan secara real-time. Teknologi penerbangan otonom ini menghilangkan kemungkinan kegagalan atau kerusakan yang disebabkan oleh kesalahan manusia atau human error," jelasnya.

Berita Terkait
News Update