Gawat! Kurir Ojol Bawa Kabur MacBook Rp67 Juta Modus Gonta-ganti Akun, YLKI: Penyedia Platform Harus Bertanggung Jawab

Kamis 25 Nov 2021, 00:18 WIB
Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Agus Suyatno. (foto: dok pribadi)

Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Agus Suyatno. (foto: dok pribadi)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Polisi menangkap kurir ojek online (ojol) yang menggelapkan MacBook senilai Rp67 juta. Dalam praktiknya, pelaku bergonta-ganti akun setelah menggelapkan barang konsumen.

Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Agus Suyatno menegaskan persoalan ini sudah menjadi ranah hukum.

"Ini menjadi ranah kepolisian dan ini perlu diusut tuntas, dan pelaku menggunakan akun orang lain. Kejahatan ini sangat merugikan masyarakat, ini harus ditelusuri lebih jauh," terang Agus saat dihubungi, di Jakarta, Rabu (24/11/2021).

Agus menambahkan penggunaan aplikasi berbeda, termasuk gonta-ganti akun dalam praktik kejahatannya, artinya pelaku memanfaatkan akun milik orang lain.

"Sebab itu, penyedia platform juga harus bertanggung jawab terhadap mitranya, orang yang menyalahgunakan akun tersebut," papar Agus.

Ia menambahkan selama ini bila terjadi ketidakpastian layanan, maka selalu yang disalahkan mitra atau driver ojol tersebut, dan penyedia platform tidak pernah tersentuh.

Agus menjelaskan seberapa banyak dalam satu bulan, atau satu semester, misalnya, penyedia platform tersebut melakukan audit untuk mengetahui mitranya tidak melayani dengan baik kepada pengguna jasa ojol tersebut.

"Ini artinya ada yang salah di sistemnya. Jadi di sisi lain platform juga harus diberikan sanksi," papar Agus.

Lihat juga video "Tilep Uang Bantuan Langsung Tunai (BLT), Kepala Desa di Lebak Ditangkap". (youtube/poskota tv)

Namun demikian, menurut dia, polisi harus menelusuri lebih jauh, karena ada penggunaan akun orang lain. Ini bagian jaringan atau tidak yang harus ditelusuri pihak kepolisian.

"Makanya kenapa platform harus bertanggung jawab karena ini membawa bendera platform, dan trust (kepercayaan) masyarakat akan berkurang ketika tidak ada kepedulian dari platform tersebut,"  pungkas Agus. (johara)

Berita Terkait

News Update