ADVERTISEMENT
Kamis, 25 November 2021 08:13 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Sejumlah warga Jakarta menolak rencana Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang berencana membentuk tim siber atau Cyber Army untuk melawan Buzzer yang menyudutkan ulama dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Seperti diketahui, anggaran tersebut berasal dari dana hibah Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta senilai Rp 10,6 Milyar.
Salah satu komentar datang dari seorang mahasiswa di salah satu Universitas di Jakarta bernama Dimas (25).
Menurut Dimas, dirinya tidak sepakat jika dengan anggaran sebesar itu, MUI DKI membentuk Cyber Army yang diharapkan mampu melawan Buzzer yang menyudutkan Anies Baswedan dan Ulama.
"Saya nggak sepakat karena menurut saya angka Rp 10,6 M buang-buang duit buat bayar buzzer," ujarnya saat ditemui, Rabu (24/11/2021).
Menurut Dimas, anggaran sebesar itu lebih baik digunakan untuk kepentingan sosial. Misalnya, untuk memberikan sembako kepada rakyat miskin kota atau untuk kesehatan dan pendidikan.
"Seharusnya dana itu untuk kepentingan sosial, karena kesehatan lagi susah, pendidikan juga, mending untuk kegiatan sosial," ucapnya.
Dia menilai, dana sebesar itu yang digunakan untuk melindungi kepentingan pejabat daerah dinilai tidak tepat sasaran.
"Karena setiap pejabat daerah berhak untuk dikritik, karena itu bagian dari demokrasi," ungkapnya.
Dimas menilai, seharusnya MUI harus bekerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsi (tupoksi), bukan mengurusi soal buzzer yang digelontarkan kepada pejabat publik.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT