SENI musik keroncong merupakan aset dan seni budaya asli milik bangsa Indonesia yang ada sejak ratusan tahun lalu. Musik keroncong juga berfungsi sebagai filter dan barrier terhadap pengaruh budaya asing yang merugikan bangsa kita.
Hingga kini keberadaan keroncong tetap eksis berkat peran serta sejumlah pihak yang peduli dengan musik tersebut. Salah seorang di antaranya yakni Dr.R.H. Soetomo, tokoh keroncong nasional yang mendirikan The Indonesian Keroncong Center.
Selain itu, keberadaan media sosial seperti Instragram, Youtube, Google dan lainnya ikut menjadikan keroncong makin mudah dinikmati penikmat seni baik dari dalam maupun luar negeri.
Tidak mengherankan jika keroncong hingga kini tetap digemari, baik oleh orang tua maupun kalangan generasi muda milenial.
Dr. R.H. Soetomo alias Tom Soetawikarta merupakan seorang dokter lulusan Universitas Gajah Mada (UGM) dan tokoh seniman yang kiprahnya di dunia keroncong sangat nyata.
Ia sangat peduli terhadap tumbuh kembangnya seni musik keroncong di Indonesia.
Karena kecintaannya dan dengan usaha sendiri, dirinya mendirikan The Indonesian Keroncong Center pada 5 Desember 2009 sebagai pusat kegiatan keroncong Indonesia seperti yang dicita-citakan sejak tahun 1981.
Saat itu, Dr.RH Soetomo dilantik menjadi Ketua HAMKRI (Himpunan Artis Musik Keroncong Republik Indonesia) DKI Jakarta oleh Ketua Umum HAMKRI, Maladi di kediaman beliau di Jalan Gading Putih Raya Blok GG No. 1 Kelapa Gading Permai Jakarta Utara
Pada 5 Desember 2009 The Indonesian Keroncong Center didirikan. Gedung The Indonesian Keroncong Center terletak di kawasan Pulo Asem diresmikan oleh Menteri Kebudayan dan Pariwisata, Ir. Jero Wacik pada 5 Desember 2009.
Di gedung The Indonesian Keroncong Center di Pulo Asem ini, serta di rumahnya yang asri di kawasan Kelapa Gading Permai Jakarta Utara, sering digelar acara musik keroncong dengan artis keroncong ternama Indonesia dan juga Duta Besar dari Rusia dan dari negara tetangga Malaysia.
Ditemui di rumahnya di Kelapa Gading Permai, Dr.Soetomo menjelaskan, perjuangan melestarikan musik keroncong itu sangat berat. “Perlu kesabaran, keikhlasan dan pengorbanan baik moril maupun materi,” katanya.