Miris! Komponis Ismail Marzuki Ditetapkan Pahlawan Nasional, Beginilah Kehidupan Putri Semata Wayang: Jualan Minuman dan Makanan

Rabu 10 Nov 2021, 23:20 WIB
Rachmi Aziah bersama suami di rumah dalam memperingati Hari Pahlawan menggunakan pakaian serba merah dan putih. (Foto/Ist)

Rachmi Aziah bersama suami di rumah dalam memperingati Hari Pahlawan menggunakan pakaian serba merah dan putih. (Foto/Ist)

POSKOTA.CO.ID - Siapa yang tidak mengenal sosok Ismail Marzuki pria kelahiran tahun 11 Mei 1914 ini era zamannya dikenal sebagai sosok komponis pencipta lagu-lagu patriotik dan lagu kebangsaan Indonesia.

Ismail mempunyai istri bernama Eulis Zuraidah dengan seorang anak Rachmi Aziah, 71.

Ismail meninggal dunia pada 25 Mei 1958. Setelah itu pada tahun 1984 Ismail Marzuki  masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional.

Setelah itu keluarga dibantu pemerintah berupa pemberian tunjangan pertahun Rp. 50 juta dan bulanan dari Departemen Sosial (Depsos) DKI Rp. 1.350.000,- .

Namun selama pandemi, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menghentikan tunjangan yang didapatkan itu dialihkan untuk pandemi Covid-19.

Dengan demikian sang anak satu-satunya dari pasangan Ismail Marzuki dengan Eulis Zuraidah, Rachmi Aziah, 71, di masa usia tuanya berjualan minuman di pinggir jalan depan komplek perumahannya.

Rachmi Aziah dengan suami M. Beni, 66, memiliki empat anak dan sebelas cucu tinggal di Perumahan Bapenas Blok A12 wates, Kelurahan Cinangka, Kecamatan Sawangan Kota Depok.

Untuk mengisi kesibukan di usia tua, Rachmi berjualan minuman dan makanan kecil di depan rumah. Namun karena pandemi dan para siswa tidak ada kegiatan di SDN Kedaung, sehingga sehari-hari lebih banyak berdiam diri dirumah berdua bersama suami.

Rachmi mengatakan setiap tahun tepat memperingati Hari Pahlawan, keluarganya kerap dikunjungi dari Ikatan Keluarga Pahlawan Indonesia (IKPHI).

Mulai dari anak serta cucu-cucu Pahlawan Nasional datang hanya sekedar sowan dan melihat keadaan serta ngobrol-ngobrol.

Meski sudah berumur, Rachmi tetap semangat untuk dapat bertahan hidup dengan cara berjualan minuman dan makanan kecil.

Selain itu sosok bapak (Ismail Marzuki-Red) bagi Rachmi yang merupakan putri semata wwayangnya dikenal sebagai orang sangat disiplin dan sangat sayang dengan keluarga.

"Bapak itu selalu tepat waktu dan membagi kadang untuk obrol maupun bersenda gurau dengan. Sangat disiplin sekali," ujarnya kepada Poskota usai dikonfirmasi, Rabu (10/11/2021) sore.

Setelah semua tunjangan bapak untuk keluarga dihentikan, Rachmi yang sekarang masih bertahan hidup tidak ada pemberian bantuan sama sekali oleh pemerintah.

"Dengan informasi bahwa dari Lembaga Kebudayaan Betawi, rencana Desember nanti mau launching Jalan Cikini Raya diganti menjadi Jalan Ismail Marzuki. Selain itu sekaligus peresmian Taman Ismail Marzuki yang sudah baru selesai renovasi telah disetujui Gubernur DKI Jakarta," ungkapnya.

Kendati demikian sebagai keturunan satu-satunya ahli waris dari Bapak Ismail Marzuki, Rachmi masih bersyukur bapak diangkat sebagai Pahlawan Nasional.

"Paling tidak bapak sudah diangkat sebagai Pahlawan Nasional sebagai ahli waris juga dapat perhatian dan tidak ditelantarkan dari pemerintah dengan memiliki tempat tinggal layak," tuturnya.

Selama ini dirinya bersama suami dalam menyambung hidup selalu berpindah - pindah tempat dengan kontrak rumah.

"Anak-anak empat semua sudah besar dan mempunyai keluarga masing-masing kadang suka dibantu. Tapi tidak selamanya anak-anak sudah punya keluarga masing-masing sehingga tidak mungkin dibantu setiap saat untuk kehidupan sehari-hari," tuturnya.

Sakit-Sakitan

Sementara itu selain kehidupan ekonomi yang sudah sulit, ditambah Rachmi yang kini usianya sudah tua kerap sakit-sakitan minum obat tidak pernah telat.

"Untuk memenuhi kehidupan sehari-hari kadang dibantu anak juga dari jualan makanan dan minuman depan rumah ada SD.

Ditambah karena sudah tua di badan sudah banyak merasakan sakit darah tinggi, kolesterol, dan asam urat," paparnya.

Sedangkan sangat suami yang dulunya pengusaha kecil-kecilan kini sudah tidak bekerja. Jadi setiap hari selalu berdua di rumah.

Selain itu semasa hidup Rachmi pernah mendengarkan lagu ciptaan bapaknya yang paling dikenal  diantaranya  Pulau Kelapa, Indonesia Pusaka, Juwita Malam, Selendang Sutra, Aryati, Dari Mana Datang Asmara.

"Dalam keluarga ada yang nurunin bakat bapak yaitu anak nomor 2 Sri Wahyuni namun setelah berkeluarga sama suami dilarang nyanyi. Sedangkan cucu nomor lima dari anak Sri Wahyuni lagi belajar main piano," tambahnya.

Rachmi berharap semua keluarga pahlawan harus tetap semangat dan juga Terima apa ada dan berjalan lurus.

"Paling tidak ada perhatian dari pemerintah bagi para keluarga pahlawan," tutup Rachmi yang hobi masak ini. (Angga) 

Berita Terkait

News Update