JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Ketua Majelis Syura PKS Dr. Salim Segaf Al Jufri mengungkapkan keprihatinannya atas masih terjadinya pembelahan dan polarisasi yang masih terjadi di tengah-tengah masyarakat.
Hal ini diungkapkannya saat Dialog Kebangsaan dengan tema Bela Negara Tanggung Jawab Bersama dalam rangka peringatan Hari Pahlawan, yang diselenggarakan di aula DPP PKS di Jakarta, Rabu (10/11/2021).
“Satu hal yang saya cukup pihatin dalam beberapa tahun ini ada satu stigma yang berkembang di masyarakat, terus terang saya prihatin terjadi pembelahan di masyarakat, satu kelompok merasakan paling pancasilais, saya paling cinta NKRI,” tutur Salim.
“Dan bukan hanya itu mengatakan kelompok lain tidak pancasilais dan tidak NKRI, saya berharap ada dialog yang memanggil mereka, menyadarkan satu sama lain, kalau ini dibiarkan terjadi pembelahan di masyarakat,” tegasnya.
Salim juga menjelaskan semangat kebersamaan dan gotong royong dalam mewujudkan bela negara dan tidak saling memecah belah satu sama lain.
“Salah satu yang kita perlukan dengan bela negara adalah, bangkitkan semangat kebersamaan, gotong royong, munculkan etika berpolitik yang bagus, bukan justru memecah belah satu sama lain,” kata dia.
“Cintai negeri ini apapun sukunya apapun agamanya cintailah negeri ini, kalau kita mencintai negeri ini saya yakin tidak lama lagi kita akan mewujudkan cita-cita pendiri bangsa,” pungkas pria kelahiran Solo ini.
Eks Menteri Pertahanan (Menhan) Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu, dalam kesempatan yang sama mengungkapkan bela negara sebagai pondasi untuk menjadi daya tangkal menghadapi berbagai ancaman.
“Bela negara sebagai pondasi kekuatan bangsa yang menjamin tegaknya negara kesatuan Republik Indonesia, dan dalam menghadapi ancaman dari dalam dan luar negeri,” ujar Ryamizard.
Ia menuturkan, bela negara menjadi bagian dari karakter jati diri bangsa untuk membangun daya tangkal menggapai berbagai ancaman yang mengancam bangsa.
“Bela negara merupakan tekad sikap merupakan perilaku bela negara yang menjadi bagian dari karakter jati diri bangsa, kesadaran bela negara penting menjadi landasan sikap dan perilaku bangsa Indonesia untuk membangun daya tangkal bangsa untuk menghadapi ancaman,” tutur Ryamizard.