ADVERTISEMENT

Anies Kondangan Ke Bengkulu saat Jakarta Kebanjiran, Anggota DPRD DKI Kent Beri Komentar Menohok

Selasa, 9 November 2021 16:51 WIB

Share
Anggota DPRD DKI Jakarta, Hardiyanto Kenneth mengkritisi Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yang bepergian menghadiri resepsi pernikahan anak Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah, di Balai Semarak, Bengkulu, pada Minggu (7/11/2021), ketika masyarakat Jakarta tengah mengalami kebanjiran. (foto: ist)
Anggota DPRD DKI Jakarta, Hardiyanto Kenneth mengkritisi Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yang bepergian menghadiri resepsi pernikahan anak Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah, di Balai Semarak, Bengkulu, pada Minggu (7/11/2021), ketika masyarakat Jakarta tengah mengalami kebanjiran. (foto: ist)

Kent melanjutkan, Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta tak perlu mencari alibi dari sederet persoalan penataan sungai.

”Problem pembebasan lahan untuk normalisasi sungai tak akan bisa terwujud jika janji politik Anies Baswedan belum ditarik. Tak akan dieksekusi karena setumpuk alasan dari administrasi yang tumpang tindih hingga janji tak mau menggusur,” paparnya.

Normalisasi 

Kent pun meminta kepada Pemprov DKI Jakarta cermat dalam melihat situasi ini. Koordinasi dengan Kementerian PUPR dan stakeholder terkait diyakini mempercepat proses pembebasan lahan. 

”Kalau tidak dinormalisasi, mau pakai cara apa lagi? Kalau tidak digusur apa ada kata lain? Normalisasi itu kalimat halus. Jangan bermain pakai kata katalah, kalau ujung-ujung, realitanya sama aja. Sekarang tugasnya diselesaikan dulu, dari pembebasan lahan sampai pembayaran ahli waris,” tegasnya.

Normalisasi sungai harus dilakukan agar bencana banjir tidak menghantui warga Jakarta terus menerus setiap tahunnya. Pasalnya, Jakarta merupakan daerah cekungan yang dilewati air kiriman dari daerah-daerah penyangga.

Kent menegaskan, normalisasi sungai di Jakarta harus menjadi keputusan strategis dalam mencegah musibah banjir. Karena dari sisi geografis, rentang kendali Jakarta berada di wilayah yang terlintasi bentangan sungai.

”Kalau mau tidak dinormalisasi airnya pasti sungai akan luber dan tumpah ke permukiman warga pada saat Jakarta dapat air kiriman dari hulu, di tambah lagi pada saat bersamaan terjadi hujan lokal dan air laut naik. Dijamin 1.000 persen, DKI Jakarta pasti banjir. apapun yang terjadi, normalisasi tetap harus dilakukan. Harus diingat bahwa posisi Jakarta itu cekungan. Kita tidak bisa hanya mengandalkan membuat sumur resapan, atau menunggu air menyerap ke tanah," tutur Kent.

Untuk saat ini, sambung Kent, Pemprov DKI Jakarta perlu fokus dalam membebaskan lahan untuk normaliasi Kali Ciliwung terlebih dahulu. Apabila usaha ini selesai dilakukan, maka area di sekitar Kali Ciliwung diharapkan bisa bebas banjir setelah di-sheet pile.

"Tidak akan sulit jikalau ada komitmennya, yang sulit itu kalau tidak dikerjakan dan banyak alasan. Lakukanlah pendekatan kapada masyarakat lewat secara human interest. Motornya ya gubernur," timpal Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BAGUNA) DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT