JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Beredar isu jika Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan diduga terlibat dalam bisnis PCR.
Sejumlah pihak juga menuding jika Luhut memiliki kaitan bisnis pada PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI).
Terkait hal itu, Luhut kabarnya memang mendapatkan ajakan oleh beberapa kelompok pengusaha untuk membentuk GSI.
Namun, kabarnya pembentukan GSI dilakukan bukan untuk mencari untung di masa pandemi, melainkan hanya untuk penyediaan tes Covid-19.
Salah satu pihak yang mengkritisi hal ini adalah kelompok relawan Joko Widodo yang tergabung dalam Jokowi Mania (Joman).
Ia tampak murka mendengar adanya dugaan keterlibatan menteri, politisi, dan konglomerat dalam pengadaan PCR.
Ketua Joman, Immanuel Ebenezer menegaskan semua ini harus diungkap jelas, dan harus dipertanggungjawabkan, karena menyangkut kesejahteraan masyarakat.
Nantinya, Joman menegaskan akan merilis nama-nama pejabat dan pengusaha terkait yang bertanggung jawab dengan mahalnya harga PCR di Indonesia beberapa waktu lalu. Ia pun akan membawa bukti-bukti itu ke lembaga hukum.
Menanggapi hal itu, tokoh Papua, Christ Wamea berikan cuitan menyangkut isu tersebut di akun Twitter @PutraWadapi, pada (1/11/2021)
"Sebut saja nama menterinya biar jls," tulisnya, dikutip Poskota.co.id.
Selain Luhut nama yang diduga ikut terseret adalah Menteri BUMN, Erick Thohir, beredar kabar jika PT GSI muncul karena dikembangkan oleh PT Yayasan Adaro Bangun Negeri yang miliki keterkaitan dengan PT Adaro Energy Tbk (ADRO).
Perlu diketahui Boy Thohir yang tak lain adalah saudara dari Erick Thohir juga ikut memiliki saham di dalamnya.
Sebelumnya, masyarakat sempat mengkritik keras aturan pemerintah yang mewajibkan pengguna transportasi pesawat wajib tes PCR.
Menanggapi hal itu, Presiden Jokowi langsung berikan respon dan meminta agar harga tes pcr diturunkan menjadi Rp \300 ribu.
Arahan presiden itu disampaikan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan.
"Arahan Presiden agar harga PCR dapat diturunkan menjadi Rp300 ribu dan berlaku selama 3x24 jam untuk perjalanan pesawat," ujarnya.Sontak saja, wacana pemberlakukan PCR dan wacana penurunan harganya dirasa sangat mencurigan.
Hal itu diungkapkan oleh Pakar Komunikasi Politik, Hendri Satrio melalui akun Twitter-nya, Selasa (16/10/2021).
"Bila permintaan Presiden @jokowi dipenuhi, tes PCR jadi Rp300ribu, maka misteri dan keanehan bisnis ini makin menjadi-jadi," ujar Hendri Satrio, dikutip Poskota.co.id dari akun Twitter @satriohendri.
Mendadak cuitannya itu dibanjiri oleh warganet dan berikan komentar beragam.
"Jadi HPPnya sebenernya berapa ya untum swab PCR? Kok dulu saya pas antigen reaktif disuruh lanjut PCR di salah satu rumah sakit bayarnya Rp. 900rb" @olaiamlaila
Namun kabar terbaru hari ini (1/11/2021) pemerintah akhirnya merubah aturan untuk syarat menaiki pesawat cukup pakai antigen saja, tak perlu PCR.
Hal tersebut dikonfirmasi langsung oleh Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (Menko PMK) Muhadjir Effendy saat menggelar konferensi Pers Evaluasi PPKM pada hari ini, Senin (1/11/2021). (cr09)