Anggota kabinet yang selama ini lebih banyak menjadi beban, tidak ada progress, lamban merespon situasi sehingga blunder sering membingungkan publik, dan bukannya membantu malah membuat pusing Presiden, tentu akan menjadi catatan.
Saya meyakini, secara kasat mata publik dapat menyaksikan kementerian/lembaga mana yang jalan di tempat, lamban bergerak, offside dan hilang fokus.
Yang kedua, memilih dengan cermat dan tepat sosok penggantinya.
Di era sekarang ini, tokoh - tokoh profesional yang "bersih" dan terpercaya jejak rekamnya sangat dibutuhkan untuk menyelesaikan berbagai persoalan bangsa.
Upaya pemulihan ekonomi harus menjadi prioritas dan diisi oleh figur profesional di bidangnya.
Yang ketiga, akseptabilitas menjadi penting untuk mempercepat pencapaian target dengan adanya dukungan publik/rakyat.
Bukan sepenuhnya dukungan parpol, meski juga penting untuk memperkuat bangunan koalisi dan mencegah terganggunya stabilitas politik.
Idealnya adalah suatu zaken kabinet yang bebas dari tekanan dan kepentingan.
Kepentingan rakyat dan Negara haruslah diatas kepentingan parpol, golongan dan para "pemodal politik".
Yang keempat, kabinet hasil reshuflle harus bisa bergerak cepat. Jangan mager (malas gerak).
Tak ada lagi waktu santuy menunggu undangan minum kopi dan meresmikan proyek.
Apalagi, banyak target pembangunan dan ekonomi yang harus dikejar, yang selama ini terhambat bahkan terbengkalai akibat pandemi.