Gempar! Isu Dugaan Menteri Terlibat Bisnis PCR Makin Panas, Tokoh Papua: Sebut Saja Namanya

Senin 01 Nov 2021, 17:45 WIB
Masyarakat saat melakukan tes PCR. (foto: poskota/rizal siregar)

Masyarakat saat melakukan tes PCR. (foto: poskota/rizal siregar)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Isu dugaan menteri terlibat dalam bisnis PCR makin panas diperbincangkan.

Banyak pihak yang menduga, ada binis permainan di balik harga PCR yang sempat melambung tinggi dan akhirnya sekarang harganya mendadak anjlok.

Saalah satu pihak yang mengkritisi adalah kelompok relawan Joko Widodo yang tergabung dalam Jokowi Mania (Joman).

Ia tampak murka mendengar adanya dugaan keterlibatan menteri, politisi, dan konglomerat dalam pengadaan PCR.

Ketua Joman, Immanuel Ebenezer menegaskan semua ini harus diungkap jelas, dan harus dipertanggungjawabkan, karena menyangkut kesejahteraan masyarakat.

Nantinya, Joman mengeaskan akan merilis nama-nama pejabat dan pengusaha terkait yang bertanggung jawab dengan mahalnya harga PCR di Indonesia beberapa waktu lalu. Ia pun akan membawa bukti-bukti itu ke lembaga hukum.

1, 2021

Menanggapi hal itu, tokoh Papua, Christ Wamea berikan cuitan menyangkut isu tersebut di akun Twitter @PutraWadapi, pada (1/11/2021)

"Sebut saja nama menterinya biar jls," tulisnya, dikutip Poskota.co.id.

Sebelumnya, masyarakat sempat mengkritik keras aturan pemerintah yang mewajibkan pengguna transportasi pesawat wajib tes PCR.

Menanggapi hal itu, Presiden Jokowi langsung berikan respon dan meminta agar harga tes pcr diturunkan menjadi Rp 300 ribu.

Arahan presiden itu disampaikan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan.

"Arahan Presiden agar harga PCR dapat diturunkan menjadi Rp300 ribu dan berlaku selama 3x24 jam untuk perjalanan pesawat," ujarnya.

Luhut juga menekankan tujuan dari pemberlakuan PCR adalah guna menekan laju penyebaran Covid-19.

Sontak saja, wacana pemberlakukan PCR dan wacana penurunan harganya dirasa sangat mencurigan.

Hal itu diungkapkan oleh Pakar Komunikasi Politik, Hendri Satrio melalui akun Twitter-nya, Selasa (16/10/2021).

"Bila permintaan Presiden @jokowi dipenuhi, tes PCR jadi Rp300ribu, maka misteri dan keanehan bisnis ini makin menjadi-jadi," ujar Hendri Satrio, dikutip Poskota.co.id  dari akun Twitter @satriohendri.

Mendadak cuitannya itu dibanjiri oleh warganet dan berikan komentar beragam.

"Jadi HPPnya sebenernya berapa ya untum swab PCR? Kok dulu saya pas antigen reaktif disuruh lanjut PCR di salah satu rumah sakit bayarnya Rp. 900rb" @olaiamlaila

"Let's say harga PCR test nantinya turun jd 300K artinya harga modalnya <300K dan biaya produksinya lebih rendah lg dari harga modalnya. Berarti selama ini udh brp duit yg di dapat produsen PCR test dr jualan PCR?? Kemana aja itu larinya uang jualan PCR selama ini??" @ryan_salva

"Pernah ngalami harga PCR 2,6jt (hasil 1x24 jam) terpaksa karena harus terbang ke Bali, turun jadi 1,5jt, turun lagi Rp 900rb, turun lagi Rp 495rb. Antigen? Dari 350rb, turun ke 200, turun ke 150rb, sekarang 85-99rb. Belum sempat nyobain yg Rp 35rb nih pdhl py tiket maskapainya" @megumi_sutopo

"Iya om, sebenarnya standar harga PCR ini berapa ya? Dari sejuta, trun 800, trun 450, trun lagi 300. Pemerintah seolah menutup2i & seakan2 terlibat dalam bisnis ini," @AlifKamal__

Namun kabar terbaru hari ini (1/11/2021) pemerintah akhirnya merubah aturan untuk syarat menaiki pesawat cukup pakai antigen saja, tak perlu PCR.

Sekarang pemerintah secara resmi telah membuat pelonggaran aturan dari syarat perjalanan bagi para calon penumpang pesawat.

Hal tersebut dikonfirmasi langsung oleh Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (Menko PMK) Muhadjir Effendy saat menggelar konferensi Pers Evaluasi PPKM pada hari ini, Senin (1/11/2021).

"Perjalanan akan ada perubahan yaitu wilayah Jawa-Bali, perjalanan udara tidak lagi harus pakai tes PCR, tapi cukup tes antigen,” ujar Menko PMK Muhadjir Effendy. (cr09)

Berita Terkait
News Update