JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, melakukan evakuasi penyelamatan Objek Diduga Cagar Budaya (ODCB) berupa batu penggilingan yang diperkirakan berusia ratusan tahun sejak abad ke-18.
Kepala Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, Iwan Henry Wardhana mengatakan, ODCB batu penggilingan seberat nyaris 400 kilogram dari abad ke-18 itu ditemukan di trotoar Jalan TB. Simatupang, Pasar Rebo, Jakarta Timur, lalu dievakuasi ke Balai Budaya Condet agar pengawasannya lebih optimal.
"Ini merupakan upaya pelindungan dan penyelamatan agar objek lebih terlindungi, karena selama ini berada di trotoar jalan yang rentan rusak, baik karena cuaca atau tindakan vandalisme," ujar Iwan, Minggu (31/10/2021).
Iwan mengatakan, selain ditemukan di Jalan TB. Simatupang, ODCB batu penggilingan seberat nyaris 400 kilogram dari abad ke-18 juga ditemukan di Kelurahan Gedong, Kecamatan Pasar Rebo, dan Kelurahan Penggilingan, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur.
Di wilayah Kelurahan Penggilingan, Iwan menyebut terdapat lima batu penggilingan dengan berat nyaris 400 kilogram dari abad ke-18 ditemukan.
Selanjutnya, batu penggilingan akan dikonservasi melalui pembersihan dan dilakukan beberapa perbaikan bagian objek yang mengalami kerusakan.
Sehingga, masyarakat yang datang ke Balai Budaya Condet dapat mengetahui sejarah dan cerita dari batu tersebut. Selain diletakkan di Balai Budaya Condet, saat ini salah satu batu penggilingan seberat nyaris 400 kilogram dari abad ke-18 lainnya juga berada di Museum Sejarah Jakarta.
Perlu diketahui, batu penggilingan merupakan alat pengolah tebu yang diperkirakan digunakan pada abad ke-17-18 Masehi. Dalam tulisan Haan (1935: 323-324), terdapat istilah suikermolen yang berarti pabrik pembuatan gula.
Pada abad ke-18, istilah pabrik pembuatan gula ini merujuk pada pabrik gula dengan peralatan tradisional sederhana yang menggunakan batu untuk menggiling tebu.

Sebongkah batu di duga peninggalan prasejarah pada abad-18 di Balai Konservasi Condet, Jakarta Timur, Minggu (31/10/2021). Batu seberat kurang lebih 326 kg tersebut diangkat dari sebuah trotoar di jalan TB Simatupang, Jakarta Timur. (Poskota/Ahmad Tri Hawaari)
Batu penggilingan seberat nyaris 400 kilogram dari abad ke-18 itu biasa disebut warga setempat sebagai batu kiser. Salah satunya, mulai membuat pabrik penggilangan tebu untuk dijadikan gula pasir di wilayah Cakung.
Asal usul nama Kampung Penggilingan juga berasal dari batu penggilingan tersebut. Dahulunya, nama kampung ini adalah Kampung Cakung yang terkenal dengan sebutan Kampung Gula.
“Kami sangat berterima kasih atas bantuan dan kerja sama Sudin Bina Marga Jakarta Timur, Sudin Penanggulangan Kebakaran Jakarta Timur, Kelurahan Gedong, dan pihak-pihak terkait, sehingga proses evakuasi dapat berjalan lancar," pungkasnya. (deny)