JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Selain mengikuti pertemuan G-20. Presiden Joko Widodo juga melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron di Hotel Splendide Royal, Roma, Italia, Sabtu, 30 Oktober 2021.
Pertemuan itu berlangsung di tengah kedua kepala pemerintahan mengikuti pertemuan G-20 di Roma, Italia.
Dalam pertemuan tersebut, terkait dengan Indonesia akan menjadi ketua G-20 di tahun depan, Presiden Jokowi berharap dukungan Prancis.
"Saya harapkan dukungan Prancis untuk keberhasilan Presidensi Indonesia di G-20," terang Jokowi kepada Macron.
Jokowi juga menilai Prancis juga akan menjabat Presiden bergilir Dewan Uni Eropa.
"Ini akan menjadi momen strategis kerja sama Indonesia-Prancis, baik dalam konteks bilateral, ASEAN-UE, maupun G20-UE," paparnya.
Jokowi menjelaskan bahwa presidensi Indonesia akan mengutamakan inklusivitas dalam pemulihan ekonomi dunia pascapandemi.
Dengan semangat tersebut, Indonesia memilih untuk mengangkat tema "Recover Together, Recover Stronger".
Selain itu, Jokowi-Macron juga melakukan tukar pikiran mengenai kerjasama Indo-Pasifik.
Presiden Jokowi menyampaikan pentingnya kerjasama ekonomi, pencapaian SDGs, maritim, dan konektivitas di kawasan Indo-Pasifik, sebagaimana termuat dalam ASEAN Outlook on the Indo-Pacific.
Kerja sama konkret diyakini akan dapat menurunkan tensi di kawasan Indo-Pasifik.
Turut hadir mendampingi Jokowi dalam pertemuan dengan Macron yakni, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
Dalam pertemuan itu, Jokowi juga mengapresiasi kemajuan kerja sama pertahanan antara Indonesia dengan Prancis.
"Presiden Macron, di pertemuan kali ini saya ingin sampaikan tiga hal. Pertama, saya menyambut baik kemajuan kerja sama pertahanan Indonesia-Prancis. Perjanjian kerja sama pertahanan oleh Menteri Pertahanan kedua negara ditandatangani bulan Juni lalu," ujar Kepala
Menurut Presiden, perjanjian tersebut juga harus membuka ruang bagi kerja sama yang strategis termasuk produksi bersama.
Presiden menyebut, investasi Prancis pada industri alutsista di Indonesia juga akan sangat diapresiasi.
Pertrmuan Jokowi- Macron membahas mengenai perubahan iklim. Presiden Jokowi berpendapat bahwa implementasi Perjanjian Paris secara konsisten sangatlah penting.
Tonton juga video "Sita 62.9Kg Sabu, 21 Orang Jadi Tersangka dan Satu Ditembak Mati". (youtube/poskota tv)
"Indonesia memilih bekerja memenuhi komitmen. Komitmen NDC Indonesia sejauh ini sudah berada di track yang benar. Indonesia juga targetkan net zero emission tahun 2060 atau lebih awal dengan dukungan internasional," jelasnya.
Lebih lanjut, Presiden menjelaskan bahwa di tengah meningkatnya kebakaran hutan di banyak negara, kebakaran hutan di Indonesia justru berada pada titik paling rendah dalam 20 tahun. Indonesia juga berhasil menurunkan tingkat deforestasi secara signifikan.
"Saya akan restorasi hutan bakau hingga 600 ribu hektare dalam 3 tahun ke depan. Ini akan menjadi konservasi hutan mangrove terbesar di dunia," imbuhnya. (johara)