ADVERTISEMENT

Busway Kok Makin Kusut

Selasa, 26 Oktober 2021 06:18 WIB

Share
Petugas Gulkarmat Jakarta Timur melakukan evakuasi korban meninggal kecelakaan beruntun bus Transjakarta yang terjadi di Jalan MT Haryono, Senin (25/10/2021) pagi. (Foto/cr02-pkl04) 
Petugas Gulkarmat Jakarta Timur melakukan evakuasi korban meninggal kecelakaan beruntun bus Transjakarta yang terjadi di Jalan MT Haryono, Senin (25/10/2021) pagi. (Foto/cr02-pkl04) 

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Oleh Tri Broto, Wartawan Poskota

SEJAK dibangun tahun 2004, TransJakarta diharapkan menjadi pelayanan transportasi moderen di ibu kota di masa mendatang. Rute atau koridor terus bertambah, dan kini terintegrasi dengan CommuterLine, MRT, dan JakLingko juga bus Transjabodetabek semakin memudahkan warga bertransportasi dengan biaya murah meriah.

Secara fasilitas, TransJakarta sudah oke. Halte yang mumpuni dan busway (jalur bus) khusus diharapkan membuat kecepatan laju bus menjadi lebih cepat. Impiannya bahkan headway (kedatangan) bus antarhalte terpaut tujuh menit di jam sibuk, dan 15 menit di luar jam sibuk. Tetapi impian itu tak pernah teraih, bahkan kian buruk. Khususnya di koridor di luar jalan protokol. 

Mungkin pengelola atau Pemprov DKI lupa bahwa ini adalah Jakarta. Di mana masyarakatnya majemuk, datang dari berbagai daerah dengan kebiasaan berbeda. Jumlah kendaraan pribadi, mobil dan motor, juga terus bertambah. Plus, layanan transportasi berbasis aplikasi yang menjamur. Sulit rasanya meraih impian headway yang ideal. 

Titik-titik macet di sepanjang busway menghambat bus TransJakarta sulit dihilangkan. Perilaku pemilik kendaraan pribadi yang main serobot jalan belum bisa diatur menjadi tertib sekalipun berkali-kali ditertibkan petugas TransJakarta dibantu polisi.

Aksi main kucing-kucingan dengan petugas polisi yang hendak razia menjadi pemandangan rutin di setiap jam-jam sibuk.

Dapat kita lihat pemandangan sehari-hari, antarpemilik kendaraan pribadi, antara pemilik kendaraan pribadi dan sopir TransJakarta juga bus MetroTrans pengganti bus-bus tiga perempat seperti MetroMini dan Kopaja saling serobot di busway. Arus lalu lintas busway makin kusut. Ini yang menjadi pemicu kecelakaan hingga menimbulkan korban tewas. 

Beberapa oknum sopir bus TransJakarta juga kerap ugal-ugalan hingga membahayakan pengendara melintasi busway hanya sekadar untuk memutar balik atau menyeberanginya. Padahal, sopir TransJakarta itu sudah mendapat pelatihan dan ada aturan-aturan tegas yang semestinya lebih memperhatikan keselamatan pengendara lain, juga penumpang di dalamnya.

Bisa jadi sikap ugal-ugalan itu karena oknum sopir TransJakarta kesal dengan ulah pemilik kendaraan pribadi seenaknya serobot jalur. Keselamatan pengguna jalan di busway maupun penumpang TransJakarta tentu harus menjadi prioritas pengelola TransJakarta. Jangan kasih kendor tindakan penertiban, dan harus dilakukan secara rutin. Ini penting agar baik pengguna jalan atau penumpang TransJakarta sama-sama selamat dan nyaman. Kelalaian pengendara dan sopir TransJakarta jangan sampai menimbulkan kecelakaan yang menimbulkan korban jiwa. 

Seperti di Jalan MT Haryono, Jakarta Timur, Senin (25/10) sekitar pukul 08.45. Polisi menduga sopir mengantuk sehingga dua bus TransJakarta tabrakan. Dua orang tewas, termasuk sopir bus TransJakarta yang diduga mengantuk tadi, serta puluhan penumpang luka-luka. Terakhir, perawatan kondisi bus jangan sampai terlewat. Apalagi, seluruh biaya perawatan ditanggung oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT