ADVERTISEMENT

Bilik Prostitusi Gunung Antang #2, Tercatat Sudah Terjadi Tiga Kali Kasus Pembunuhan, Kuak Kegiatan Prostitusi Tengah Kota Jakarta

Minggu, 24 Oktober 2021 06:00 WIB

Share
Deretan bilik di pinggir rel kereta Bekasi-Manggarai di kawasan Gunung Antang, Kelurahan Palmeriam, Kecamatan Matraman, Jakarta Timur yang menjadi lokasi kawasan prostitusi. (Foto/CR02/Poskota.co.id)
Deretan bilik di pinggir rel kereta Bekasi-Manggarai di kawasan Gunung Antang, Kelurahan Palmeriam, Kecamatan Matraman, Jakarta Timur yang menjadi lokasi kawasan prostitusi. (Foto/CR02/Poskota.co.id)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Dalam menertipkan bilik prostitusi Gunung Antang, PT KAI akan koordinasi kembali dengan Pemkot Jakarta Timur.

Diketahui bahwa bilik prostitusi di Gunung Antang, Matraman, kembali disorot lantaran pria bernama Sugito (45) tewas dikeroyok sekelompok orang di lokasi tersebut pada Minggu (17/10/2021) pagi dan ini bukan yang pertama bahkan telah terjadi sebanyak tiga kali pembunuhan.

Sebelum tewas, Sugito yang tengah mabuk melakukan hubungan badan dengan Pekerja Seks Komersial (PSK) yang ada di sana, namun, selesai bercinta, Sugito tak mau membayar.

Walhasil terjadilah cekcok dengan sekelompok orang di sana yang berujung perkelahian. Dalam kejadian itu, Sugito tewas.

Pihak kepolisian pun telah menangkap dua tersangka berinisial FS (Ferdy Sanjaya) dan JS (Jimmy Setiadi), sementara empat terduga pelaku lainnya masih buron.

Kapolsek Matraman, Kompol Tedjo Asmoro menyampaikan jika saat ini proses pencarian empat terduga pelaku masih berlangsung.

"Masih dilidik, kalau tertangkap, diinfo," ujarnya.

Dikabarkan sebelumnya, tempat Prostitusi di pinggir rel kawasan Gunung Antang, Kelurahan Palmeriam, Kecamatan Matraman, Jakarta Timur disebut telah ada sejak tahun 1970-an.

Dari situ, pekerja seks komersial (PSK) beserta warung remang-remang yang menyertainya berdiri, baik guna menawarkan layanan seks maupun sebatas makanan dan minuman, termasuk minuman keras.

"Pembangunan (mereka ada di sana) tahun 1970-an sudah di situ," kata Ketua RW 09, Kelurahan Palmeriam, Sutrisno (66) kepada wartawan, Selasa (19/10/2021).

Para PSK di sana, menjaja layanan hubungan intim dengan tarif beragam, menurut Sutrisno, masalah tarif itu relatif dia hanya bisa menyebut kisaran harga Rp50 ribu hingga Rp200 ribu.

"Relatif ya (tarifnya), ada yang Rp200 ribu, Rp100 ribu, ada yang Rp50 ribu," ucapnya.

Tak hanya perkara tarif, soal usia PSK pun juga beragam dari usia 20 tahun sampai 50 tahun.

Sedangkan tentang para PSK sendiri, Sutrisno menambahkan bahwa para pekerja ada yang muda, ada yang tua, yang tua sekitar 50 tahun juga ada, yang paling muda usia 20 tahunan..

Selain itu PSK di sana ada yang berasal dari luar daerah seperti Citayam, Depok, hingga dari bongkaran lokalisasi Kalijodo, Penjaringan, Jakarta Utara.

"Pendatang ada dari Citayam (Bogor), dari Depok, dari bongkaran Kalijodo juga ada, jadi sekitar jam 7  jam 8 (PSK) udah datang, ada yang bawa kendaraan motor," ucapnya.

Sutrisno mengatakan ada sekitar 30 lebih bilik prostitusi yang ada di lokasi itu.

Deretan bilik berjejer di sisi kanan dan kiri lahan, tertutup seng dan terbuat dari triplek.

Lumayan banyak (jumlah bilik), ya kurang lebih ada 30 lah, banyak juga soalnya kanan kiri kan.

Bilik tersebut sekiranya berukuran panjang 3 meter dan lebar 3 meter dimana deretan bilik prostitusi tersebut diperkirakan sepanjang 200 meter.

Selain jadi tempat prostitusi, lokasi tersebut juga menjadi tempat peredaran minuman keras dan aksi pembunuhan seperti yang terjadi pada  korban bernama Sugito (45) yang tewas dikeroyok di lokasi, pada Minggu (17/10/2021).

"Ya paling mabok, tapi enggak begitu sering, kalau pembunuhan selama pandemi, baru yang tadi aja, yang kemarin kejadian," tambah Sutrisno.

Terkait kasus kriminal hingga menewaskan nyawa, Sutrisno mencatat sejauh ini sudah ada tiga kali kasus tersebut terjadi.

Bahkan prostitusi di Gunung Antang sempat ditutup selama tiga bulan lantaran adanya tamu  yang tewas.

"Ada tiga kali lah (kasus pembunuhan),” ujarnya.

 

Tonton juga video "Jual Surat Izin Operasional (SIO) Palsu, Oknum Wartawan Diciduk Polisi". (youtube/poskota tv)

Lanjut, kata Sutrisno, tempat prostitusi di kawasan Gunung Antang juga menjadi lokasi perjudian seperti judi dadu.

Karena itulah, warga sebenarnya resah, namun tak bisa berbuat banyak sebab takut ada konflik berkepanjangan.

"Ya mau gimana? Warga sekitar juga takut nanti ada gesekan, yang penting enggak ganggu wilayah situ," ungkapnya. (cr02/pkl04) 

 

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT