JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Pegiat media sosial, Alifurrahman mengatakan kalau kubu oposisi dan mantan-mantan pejabat yang pernah dipecat oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sekarang justru menjadi ‘tukang nyinyir’.
Menurut Alifurrahman, pihak dari kubu oposisi dianggapnya sudah sangat kebingungan pada saat Presiden Jokowi merayakan dua tahun masa kepemimimnannya diperiode yang kedua ini.
Kubu oposisi dinilai olehnya sedang mengalami kebingungan terkait apa yang hendak atau mereka ingin kritik.
Justru kritikan yang kubu oposisi sampaikan sejauh ini menurut Alifurrahman masih terbilang tumpul dan tidak tajam.
Hal tersebut disampaikan olehnya dalam sebuah konten video berjudul “Alifurrahman: JOKOWI BERI STANDAR TERLALU TINGGI BUAT PENERUSNYA (Pakar Mantan #147)” yang diunggah oleh kanal YouTube 2045 TV pada Rabu (20/10/2021) kemarin.
“Cerita semacam ini mirip sekali dengan cerita para oposisi dan mantan-mantan pejabat yang dulu pernah dipecat sama Pak Jokowi yang sekarang jadi nyinyir setengah mati,” ucapnya sambil tertawa.
“Semua pernyataan pengamat, politisi, atau mantan-mantan pejabat yang dulu pernah dipecat sama Pak Jokowi, semua kritikan yang mereka sampaikan itu tumpul sama sekali enggak ada yang tajam,” tambahnya.
Alifurrahman menyimpulkan bahwa saat ini ada tiga permasalahan yang coba digoreng oleh kubu oposisi.
Isu yang pertama adalah pembungkaman kritik atau kualitas demokrasi di era Jokowi itu menurun.
Menurut Alifurrahman pembungkaman kritik yang dibicarakan omong kosong karena dia sendiri pernah mengkritik Jokowi dan Menterinya, Erick Thohir tetapi dia tidak ditangkap atau dibungkam.
“Pembungkaman apa? Sekarang masih bisa bikin video nih. Kalaupun ada orang yang diproses hukum dan ditangkap sama polisi itu kemungkinannya cuman dua,” ucapnya.
“Pertama dia menyebarkan hoaks atau yang kedua dia melakukan penghinaan, maksudnya menyebut nama-nama binatang,” sambungnya
Lalu yang kedua ada penanganan kasus korupsi yang dinilai telah mati suri di era pemerintahan Presiden Jokowi.
Alifurrahman juga membantah kalau KPK terus dilemahkan di era Jokowi dan para pelaku bebas untuk melakukan tindak korupsi.
Faktanya, menurut Alifurrahman, sampai dengan saat ini di KPK masih ada penangkapan dan masih ada penanganan kasus korupsi.
“Mati suri apanya? Menteri-nya Pak Jokowi ditangkep, ada Gubernur ditangkep, apa yang mati suri? Kan enggak masuk akal. Lagi-lagi ini cuman nyari-nyari masalah aja,” paparnya.
Terakhir, yang ketiga ada data kepuasan masyarakat terhadap kinerja Jokowi selama menjabat sebagai Presiden RI.
Untuk kali ini Alifurrahman menuturkan kalau kasus itu masih ada benarnya, tetapi ada penjelasannya juga.
Alifurrahman menilai kualitas dari pemerintahan Presiden Jokowi menurun mungkin ada sangkitpautnya dengan pandemi Covid-19.
Banyak masyarakat di daerah yang tidak puas dengan kinerja Jokowi karena enggan untuk mengindahkan aturan protokol kesehatan.
“Inilah yang kemudian menjadikan faktor penyebab kepuasan masyarakat di daerah itu menurun, karena di Indonesia mayoritas masyarakatnya in ikan pedesaan. Itu yang jadi permasalahan,” pungkasnya.
Justru menurut Alifurrahman dengan banyaknya kubu oposisi yang bingung untuk mengkritik Presiden Jokowi, secara tak langsung sang mantan Wali Kota Solo itu memberikan standar yang sulit dicapai bagi para penerusnya nanti.
“Kalau kita lihat kan dari Capres-capres yang ada kan mayoritas Kepala Daerah plus Prabowo atau beberapa menteri, tapi itu juga sulit untuk menyamai Pak Jokowi,” ujarnya. (cr03)