Gawat! WHO Sampaikan Ramalan Buruk Terkait Covid-19 di Tahun 2022, Penyebabnya Sangat Memilukan

Kamis 21 Okt 2021, 15:54 WIB
Intel AS Tetap Meyakini Covid-19 Berasal dari Laboratorium China (Foto: @nypost/Twitter)

Intel AS Tetap Meyakini Covid-19 Berasal dari Laboratorium China (Foto: @nypost/Twitter)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Organisasi kesehatan dunia (WHO) sampaikan kabar buruk terkait Covid-19 di tahun 2022 mendatang.

Pandemi Covid-19 dikabarkan akan tetap berlangsung hingga tahun depan, hal itu ditegaskan karena ada satu penyab.

Pasalnya, faktor dari Covid-19 masih akan terus berlangsung sangat memilukan karena sejumlah negara dengan penghasilan rendah masih belum maksimal dalam menerima vaksin.

Menanggapi hal itu, dr Bruce Aylward, pemimpin senior di WHO, mengatakan hal itu akan berimbas pada Covid-19 yang akan menetap berlarut-larut.

Dokter Aylward pun akhirnya mengimbau untuk mengatasi dampak ini, negara-negara kaya harus untuk menyerahkan tempat mereka dalam antrean vaksin Covid-19.

Hal itu bertujuan agar perusahaan farmasi dapat memprioritaskan negara-negara berpenghasilan rendah sebagai gantinya.

Diketahui, WHO telah menggunakan platform Covax untuk menyalurkan vaksin kepada negara-negara berpenghasilan rendah yang tidak memiliki vaksin yang cukup.

Namun platform ini malah dimanfaatkan juga oleh negara maju seperti Inggris dan Kanada untuk memperoleh vaksin bagi warganya.

Sebagian besar vaksin Covid-19 telah diberikan di negara-negara berpenghasilan tinggi atau menengah ke atas. Afrika menyumbang hanya 2,6% dari dosis yang diberikan secara global.

Kelompok amal, yang mencakup Oxfam dan UNAids, juga mengkritik Kanada dan Inggris karena pengadaan vaksin untuk populasi mereka sendiri melalui Covax, program global yang didukung PBB untuk mendistribusikan vaksin secara adil.

Angka resmi menunjukkan bahwa awal tahun ini Inggris menerima 539.370 dosis Pfizer sementara Kanada mengambil hanya di bawah satu juta dosis AstraZeneca.

Di sisi lain, saat dunia terus bertarung untuk memerangi pandemi Covid-19, ternyata ada virus lain yang menjadi salah satu ancaman pandemi berikutnya.

Seorang ilmuwan yang merupakan salah satu penemu vaksin Oxford/AstraZeneca memberi peringatan itu karena dia melihat adanya ancaman baru yang akan datang.

Menyadur dari laman EuroNews, ancaman itu kini bernama virus Nipah dan sampai dengan saat ini masih belum ada pengobatan atau vaksin yang bisa menangkalnya.

“Jika kita memiliki virus Nipah tipe delta, kita akan tiba-tiba memiliki virus yang sangat mudah menular dengan tingkat kematian 50 persen,” kata Dame Sarah Gilbert dalam sebuah acara di Festival Sastra Cheltenham di Inggris pada Kamis (14/10/2021).

Jadi, apa itu virus Nipah dan haruskah kita khawatir?

Virus Nipah bukanlah hal baru dan telah mengintai selama bertahun-tahun. Pada tahun 1999, virus tiba di Malaysia tengah setelah menemukan inang pada kelelawar, yang kemudian mampir untuk makan dari pohon buah-buahan yang menggantung di atas peternakan babi.

Babi memakan sisa-sisa kelelawar dan virus melewati babi ke manusia yang bekerja dengan mereka.

Bagaimana cara penularannya?

Penularan diperkirakan terjadi melalui paparan tanpa pelindung terhadap sekresi dari babi, atau kontak tanpa pelindung dengan jaringan hewan yang sakit.

Virus nipah dapat ditularkan ke manusia dari hewan serta melalui makanan yang terkontaminasi dan kontak dari manusia ke manusia.

Nipah sekarang meletus setiap tahun di Bangladesh dan juga muncul secara berkala di India timur. (cr09)

 

Berita Terkait

Antara Longgar dan Ketat

Jumat 22 Okt 2021, 09:30 WIB
undefined
News Update