ADVERTISEMENT

Disalahkan Karena Soal Cara Berpakaian, Korban Pelecehan Seksual: Salahkan Pelaku yang Berpikiran Kotor

Kamis, 21 Oktober 2021 18:42 WIB

Share
MN (28), korban pelecehan seksual modus begal payudara yang terjadi di Gang Joky, Kelurahan Bambu Apus, Kecamatan Cipayung, Jakarta TimurTimur, pada Senin (11/10/2021) sekira pukul 16.44 WIB (Cr02)
MN (28), korban pelecehan seksual modus begal payudara yang terjadi di Gang Joky, Kelurahan Bambu Apus, Kecamatan Cipayung, Jakarta TimurTimur, pada Senin (11/10/2021) sekira pukul 16.44 WIB (Cr02)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Budaya masyarakat yang menyalahkan perempuan korban pelecehan seksual atau disebut victim blaming masih banyak ditemukan dalam sejumlah kasus.

Alih-alih mendukung korban melapor dan memberikan pendampingan psikologis, banyak pula yang malah menghakimi dan menyebut korban sebagai pemicu terjadinya pelecehan seksual

Karena cara berpakaian yang dianggap memancing hawa nafsu pelaku, menjadi alasan menyalahkan korban. Selain itu, keluar rumah sendirian saat larut malam pun menjadi dalih untuk menyudutkan korban.

Menanggapi hal tersebut, perempuan korban pelecehan seksual begal payudara di Gang Joky, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur, MN (28) menyesalkan kasus victim blaming yang masih terjadi.

Sebagai korban pelecehan seksual kemudian disalahkan karena terkait soal cara berpakaian yang dibilang memancing ulah pelaku.

"Jangan pernah menyalahkan korban dengan cara berpakaian, jalan sendirian atau sebagainya. Salahkan pelaku yang berpikiran kotor," ungkapnya kepada wartawan, Kamis (21/10/2021).

Sebab, para korban pelecehan seksual  kerap mengalami trauma karena dilecehkan, sehingga butuh dukungan psikologis dari ll pihak di lingkungan terdekat, bukan justru menyalahkan korban.

MN yang sehabis pulang kerja jadi korban pelecehan seksual bermodus begal payudara pada Senin (11/10/2022) sekira pukul 16.44 WIB. Kala itu dirinya sedang berjalan kaki sendirian di Gang Joky, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur.

Akibat pelecehan itu, MN mengaku trauma hingga sempat takut keluar rumah.

MN pun heran kenapa dirinya tetap menjadi sasaran pelaku pelecehan, padahal dia saat itu sudah mengenakan hijab dan kemeja lengan panjang. Dari situ, kasus pelecehan seksual tak dipengaruhi cara berbusana.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT