“Mulud itu bagi kami seperti lebaran kedua, karena sama-sama ramai. Apalagi kalau malam, pasti ramai oleh warga yang memasang pernak-pernik untuk panjang,” ujarnya.
Panjang yang disiapkan itu biasanya diisi pada saat malam hari, karena pagi harinya akan langsung dibawa ke masjid bersama dengan panjang milik warga lainnya.
“Dari total 300 lebih KK, ada sekitar 100 lebih panjang yang terkumpul di masjid,” katanya.
Rangkaian panjang mulud itu dimulai dengan dzikir di masjid yang dilakukan oleh beberapa orang pedzikir yang diundang dari Lingkungan Kaliwadas, Kelurahan Lopang, Kecamatan Serang, Kota Serang.
Pukul 07.00 WIB rangkaian dzikir itu sudah dimulai sampai sekitar pukul 11.00 WIB.
Setelah itu pedzikir istirahat, makan dan sholat untuk kemudian kembali melanjutkan dzikir ngadeg (berdiri) sampai pukul 14.00 WIB.
“Ketika mereka tengah melakukan dzikir, panitia membongkar seluruh panjang mulud dari warga untuk kemudian dibungkus kecil-kecil dan dibagikan ke empat kampung, Kaliwadas, Lopang Gede, Lopang Cilik dan Lopang Annajah,” tuturnya.
Dijelaskan HIkmat, paket sembako yang sudah dibungkus kecil-kecil yang terdiri dari beras,mie instan, kopi dan sebagainya itu nanti akan dibagikan oleh panitia ke kampung yang sudah ditunjuk tersebut.
“Setiap kampung dibagi menjadi tiga titik. Setiap titiknya terdiri dari 40 penerima paket semabko panjang mulud,” katanya.
Dari ratusan Panjang Mulud yang terkumpul di panitia, tidak seluruhnya dibagikan kepada warga empat kampung di atas. Beberapa diantaranya dibagikan kepada panti asuhan, yayasan, untuk penceramah, pedzikir, koramil dan beberapa lembaga lainnya yang ditunjuk oleh panitia.
“Panjang Mulud ini seluruhnya akan dikeluarkan, tidak ada yang dimakan oleh warga sini,” ungkapnya.
Hal yang sama juga dilakukan oleh keempat kampung yang diundang di atas.
Ketika mereka mengadakan panjang mulud, maka warga Domba juga akan diundang, baik sebagai pedzikir maupun penceramah.