Kritik Libur Maulid Nabi Muhammad Digeser, Fadli Zon: Aneh, Kurang Kerjaan!

Minggu 17 Okt 2021, 12:16 WIB
Fadli Zon Sebut Bahaya Jika TNI Disusupi PKI (Foto: Tangkapan layar kanal YouTube.com/Fadli Zon Official)

Fadli Zon Sebut Bahaya Jika TNI Disusupi PKI (Foto: Tangkapan layar kanal YouTube.com/Fadli Zon Official)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Belakangan ini keputusan pemerintah menggeser libur peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW jadi perdebatan.

Sejumlah pihak banyak yang menanyakan apa alasan libur Maulid Nabi Muhammad SAW harus digeser.

Bahkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) merasa heran dan menganggap keputusan geser libur Maulid Nabi Muhammad SAW tak relevan.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang dakwah dan ukhuwah, Cholil Nafis pun akhirnya angkat bicara.

“Saat WFH dan Covid-19 mulai reda bahkan hajatan nasional mulai normal sepertinya menggeser hari libur keagamaan dengan alasan agar tak banyak mobilitas liburan warga dan tidak berkerumun sudah tak relevan. Keputusan lama yang tak diadaptasikan dengan berlibur pada waktunya merayakan acara keagamaan” ujar Cholil Nafis di Twitter-nya, Senin (11/10/2021).

Cholil mengatakan, Indonesia memiliki banyak hari libur untuk menghormati hari besar kegamaan.

Sehingga libur itu mengikuti hari besar keagamaan bukan hari kegamaan mengikuti hari libur.

“Jika ada penggeseran hari libur ke setelah atau sebelum HBK (hari besar keagamaan) berarti bonus karena kita memang selalu libur,” ujarnya.

“Suatu keputusan hukum yang landasannya karena darurat jika daruratnya sudah hilang maka hukumnya berubah ke hukum asalnya,” sambungnya.

Bersamaan dengan itu politikus Gerindra Fadli Zon juga ikut angkat bicara mengenai penggeseran libur tersebut.

Hal itu diungkapkan Fadli Zon melalui akun Twitternya, @fadlizon pada Sabtu (16/10/2021) lalu.

Menurutnya, penggeseran hari libur keagamaan itu tidak ada manfaatnya dan dianggap kurang kerjaan.

"Aneh2 aja mengeser hari libur keagamaan, kurang faedah dan kurang kerjaan. Apa cuma tiu bisanya?" kata dia.

Perihal pemerintah menggeser hari libur pada tanggal 19 Oktober 2021 ke tanggal 20 Oktober 2021. Wapres KH Ma'ruf Amin pun bereaksi.

Menurut Ma'ruf hal tersebut dilakukan dengan pertimbangan agar tidak perjadi kembali lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi akibat pergerakan massa secara besar-besaran.

“Jadi memang bukan kali ini saja kan Pak Menko, sudah beberapa kali kita menggeser untuk menghindari orang memanfaatkan hari kejepit itu," tutur Wapres di Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) VII Kupang, Minggu (17/10/2021).

Oleh karena itu, lanjut Wapres, alasannya itu supaya walaupun memang sudah rendah, tapi tetap kita antisipatif.

Wapres menyampaikan, sebagai contoh di negara India, pelonggaran-pelonggaran yang diberikan seiring dengan penurunan kasus harian Covid-19 menyebabkan kelengahan di masyarakat yang berdampak pada lonjakan laju penyebaran virus Corona.

"India itu kan Ketika dia sudah rendah kemudian terjadi pelonggaran-pelonggaran bahkan ada acara keagamaan akhirnya naik lagi. Kita tidak ingin itu terulang di kita Indonesia,” tegas Wapres.

Sejalan dengan Wapres, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy yang mendampingi Wapres saat berolahraga menyampaikan bahwa riset yang dilakukan menunjukkan adanya kecenderungan masyarakan memanfaatkan hari ‘kejepit’ untuk memperpanjang libur.

"Dengan demikian, keputusan pemerintah untuk menggeser hari libur nasional adalah untuk mengurangi pergerakan massa secara besar di waktu yang sama," terang Muhadjir.

"Jadi mengenai penggeseran libur hari besar keagamaan itu memang pertimbangannya semata-mata adalah unutk menghindari masa libur yang panjang karena di celah antara hari libur dengan libur reguler itu ada hari kejepit yaitu hari Senin,” ungkap Muhadjir. (cr09)

Berita Terkait

News Update