Ombrometer atau alat pengukur curah hujan yang terdapat di Kelurahan Cipinang Melayu dan Kelurahan Kampung Melayu, Jakarta Timur. (Foto/cr02)

Jakarta

Mengintip Cara Kerja Ombrometer Alat Pengukur Curah Hujan, Setiap Hari Petugas Monitoring Meski Seharian Tak Turun Hujan

Sabtu 16 Okt 2021, 06:17 WIB

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menyebut jika alat ukur curah hujan atau ombrometer telah tersedia di 267 Kelurahan wilayah DKI Jakarta.

Alat tersebut dipersiapkan untuk mengantisipasi curah hujan tinggi yang berpeluang menciptakan banjir.

Untuk di Jakarta Timur sendiri yang memiliki 65 kelurahan, ombrometer pun telah tersedia, seperti di Kelurahan Cipinang Melayu dan Kelurahan Kampung Melayu.

Kedua kelurahan itu, merupakan daerah rawan banjir sebab lokasinya dekat dengan aliran Kali Sunter dan Kali Ciliwung, sehingga jika curah hujannya tinggi, bisa membuat kali meluap dan akhirnya terjadi banjir.

Lurah Cipinang Melayu, Arroyantoro menyampaikan jika ombrometer Kelurahan Cipinang Melayu terletak di samping bangunan kantornya, tepatnya di area taman.

"Alat pantau (curah hujan) ada diletakkan di samping bangunan kantor Kelurahan Cipinang Melayu," ungkapnya kepada Poskota.co.id, Jumat (15/10/2021).

Lebih lanjut, secara teknis proses pengukuran curah hujan dijelaskan operator Kelurahan Cipinang Melayu, Heri Setiyawan (43).

Alat yang berbentuk seperti tabung dengan tinggi sekira 1,5 meter, berdiameter atas 10 cm, dan bagian tengah 20 cm itu, menjadi wadah guna menampung air hujan.

Kemudian, ada keran di ombrometer itu, gunanya sebagai saluran keluar air hujan yang tertampung tersebut. 
Nantinya, dengan memakai gelas ukur, rendah atau tingginya curah hujan bakal terlihat.

Angka dalam gelas ukur menjadi cara untuk mengetahui apakah debit air hujan yang tertampung di gelas tersebut termasuk berada dalam tingkat rendah atau tinggi.

"Ukurannya mulai dari ringan, sedang, tinggi per 8 milimeter. Ringan 1-8 milimeter dikategorikan curah hujan ringan, 8 - 16 itu kategori sedang, dan 17-25 ke atas itu curah tinggi," ungkapnya ketika ditemui langsung di Kantor Lurah Cipinang Melayu, Kecamatan Makasar.

Lanjutnya, kata Heri, setiap hari pihaknya melakukan pengecekan ombrometer. Biasa pengecekan rutin dilakukan pukul 15.00 WIB dan 23.00 WIB.

Meskipun tak hujan, tetap pihaknya melakukan pencatatan yang nantinya data laporan harian curah hujan itu dikirim ke Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Timur.

"Datanya setiap hari kita ambil, kita ada tautan sendiri terus kita laporin ke wali kota. Hujan enggak hujan tetap kita laporkan.  Misalnya dapet nih, tingginya 9 mili, nah berarti semalam itu curah hujannya sedang," ungkapnya.

Bahkan, laporan curah hujan itu bakal lebih sering jika masuk ke musim penghujan. Kata Heri, pada musim hujan, pengecekan dilakukan setiap dua jam.

"Pas curah hujan tinggi kita bisa ambil dua jam sekali. Kita ambil airnya (dari ombrometer melalui keran) kemudian ditampung di gelas ukur, penuh," ujarnya.

Kata dia, ombrometer tersebut sudah ada sejak tahun 2020 dengan sumber pembiayaan berasal dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Di sisi lain, hal serupa juga dimilik Kelurahan Kampung Melayu. Lurah Kampung Melayu, Angga Harjuno Rakasiwi, menjelaskan ombrometer terletak di kantornya dan pencatat dilakukan tiap hari oleh petugas kelurahan.

"Alat pemantau curah hujan ada di kantor kelurahan, setiap hari dicatat oleh petugas," katanya.

Letak ombrometer Kelurahan Kampung Melayu ada di balkon atau lantai empat kantor lurah tersebut.

Lanjutnya, menurut Kepala Seksi Ekonomi Pembangunan Kelurahan Kampung Melayu, Yullia mengatakan pengukuran debit air dari ombrometer dengan menggunakan gelas ukur dilakukan 24 jam.

"Hujan yang masuk ke sini (ombrometer) ditampung, nanti ini kita amati selama 24 jam, dari jam 7 pagi sampai jam 7 pagi lagi," jelasnya saat ditemui di Kantor Lurah Kampung Melayu, Kecamatan Jatinegara.

Sementara itu, jika saat musim penghujan, maka pengecekan juga dilakukan lebih sering. "Kalau musim hujan pengecekan lebih intensif 1-3 jam pengecekan," ungkapnya.

Kata Yullia, laporan harian curah hujan melalui ombrometer itu dilakukan setiap hari baik ketika sedang musim penghujan maupun tidak.

"Laporan dicatat dibuku setiap hari pada musim hujan atau tidak, tetap kita catat dan langsung dilaporkan ke Pemkot," ujarnya.

Kata dia, data tersebut penting bagi Pemerintah Kota guna mengetahui tingkah curah hujan di masing-masing setiap wilayah di 65 kelurahan Jakarta Timur terutama yang berada di daerah rawan banjir.

"Ombrometer di sini dari Pemprov, sudah ada sekitar tahun 2019," ungkapnya. (Cr02/PKL04)

Tags:
alat pengukur curah hujanombrometerAnies Baswedancara ombrometer bekerjabagaimana cara ombrometer berfungsianies sebar alat ombrometer di setiap kelurahan dki jakartaombrometer adalah alat pengukur curah hujanMengintip Cara Kerja OmbrometerSetiap Hari Petugas MonitoringMeski Seharian Tak Turun Hujanombrometer untuk antisipasi banjiralat pengukur curah hujan cegah banjir jakartabanjir jakartaJakarta Banjirkali ciliwungkali sunter

Administrator

Reporter

Administrator

Editor