JAYAPURA, POSKOTA.CO.ID - PON XX Papua resmi ditutup Jumat (15/10/2021). Hingga Kamis (14/10) malam, juara umum PON dipegang Jawa Barat (Jabar).
Sedangkan DKI Jakarta menjadi runner-up atau peringkat kedua dalam perolehan medali. Tim Ibukota memperoleh total 301 medali dengan rincian 110 emas, 91 perak dan 100 perunggu.
Lalu, Jabar yang menjadi juara umum 133 emas, 105 perak dan 116 perunggu (354 medali). Sementara Jawa Timur (Jatim) di urutan ketiga, 110 emas, 89 perak serta 88 perunggu (287 medali).
Urutan keempat tuan rumah, Papua yakni 93 emas, 66 perak dan 102 perunggu (261 medali) disusul Bali yakni 28 emas, 25 perak dan 54 perunggu (107 medali).
Sedangkan Jawa Tengah (Jateng) berada di urutan keenam yakni 27 emas, 47 perak dan 66 perunggu (140 medali). Lalu, ketujuh ada Kalimantan Timur (Kaltim), kedelapan yakni Riau serta kesepuluh Nusa Tenggara Barat (NTB).

Anggota Pembina KONI DKI Jakarta Ashraf Ali, kedua dari kanan. (Ist)
Anggota Pembina KONI DKI Jakarta Ashraf Ali mengaku, posisi ibukota yang runner-up sudah maksimal dan menjadi perjuangan para atlet.
"Perjuangan atlet, pelatih, asisten pelatih, pengprov dan ofisial sudah maksimal. Dan ini saya rasa prestasi yang naik, karena pada PON 2016 posisi DKI urutan ketiga," tegasnya kepada wartawan, Jumat (15/10).
Ashraf menilai, kehadiran Anies Baswedan ke arena PON XX Papua juga menjadi spirit dan memacu semangat baru para atlet. Menurut Ashraf Ali, tadinya DKI masih urutan kedua, Anies datang, terdongkrak menjadi peringkat dua PON XX Papua.
"Sebelum Anies datang, tadinya DKI urutan ketiga lalu terdongkrak menjadi peringkat dua. Di Papua, kehadiran Anies memberikan motivasi ke para atlet," ungkap pria yang biasa disapa Bang Haji ini.
Seperti diberitakan, Anies datang ke Papua pada Senin (11/10) hingga Selasa (12/10). Mantan Mendikbud ini menemui atlet renang DKI Jakarta sebelum bertanding dan hasilnya mendapatkan tiga emas dari target dua medali.
Ashraf yang pernah menjadi Ketua Taekwondo DKI Jakarta menilai, dalam melakukan pembinaan hingga atlet menjadi berprestasi bukan lah hal mudah. "Karena harus didukung anggaran, semangat dan keseriusan untuk mencetak atlet agar bisa mendapatkan emas," terangnya.
Terkait DKI Jakarta hanya sebagai runner-up dan disalip Jabar karena sebelumnya sempat memimpin dalam prolehan medali PON, Ashraf melanjutkan kalau hal itu tidak bisa dilihat sebelah mata.