ADVERTISEMENT

Menjaga Aset Perusahaan, 'Aset' Sendiri Kecolongan

Rabu, 13 Oktober 2021 07:33 WIB

Share
Menjaga Aset Perusahaan, 'Aset' Sendiri Kecolongan. (Kartunis/Nah Ini Dia/Poskota.co.id)
Menjaga Aset Perusahaan, 'Aset' Sendiri Kecolongan. (Kartunis/Nah Ini Dia/Poskota.co.id)

KASIHAN nasib Kamidin, 35, warga Brebes (Jateng) ini. Sebagai Satpam pabrik dia tiap malam menjaga aset perusahaan orang. Tapi ironisnya, di rumah justru kecolongan karena "asetnya" paling berharga diserobot orang. Dan ketika Kamidin mempertahankan “asetnya" malah kena bacok di kepala.

Jaman sekarang penyerobotan aset bisa terjadi di berbagai lini. Ada aset yang tak bergerak sebagaimana lahan di Bojong Koneng milik Sentul City, ada pula aset yang bisa bergerak-gerak. Tapi aset yang bisa bergerak-gerak ini kurang dipublikasikan, padahal lebih sering terjadi. Baru ramai dan masuk pemberitaan bila kepergok atau tertangkap basah. Maklumlah, “aset” itu sendiri sangat menikmati atas penyerobotan tersebut.

Kamidin warga Kecamatan Salem Kabupaten Brebes, adalah salah satu korban penyerobotan lahan tersebut. Aset itu telah disertifikatkan di KUA sekitar 6 tahun lalu, tahu-tahu sekarang mau diserobot orang. Pelakunya adalah Jumali, 40, tetangga desa sendiri. Sebetulnya bukan “mau diserobot”, tapi sudah diserobot beneran. Kejadiannya selalu malam hari, ketika dia kerja sebagai Satpam pabrik.

Pekerjaan Kamidin memang menjadi Satpam pabrik, dia bekerja dari pukul 20:00 hingga pukul 05:00 pagi. Semalam suntuk dia harus melotot, mengawasi dan menjaga aset perusahaan jangan sampai dicolong orang. Pulang kerja tiba di rumah pukul 0:00 dan kemudian “nyaur utang” alias tidur lagi. Karena irama kerja yang demikan tersebut jadi kurang bergaul sama tetangga, termasuk menggauli bini.

Adalah Jumali warga tetangga desa, yang sekaligus juga kenalan Kamidin juga. Dia rupanya termasuk sosok  yang suka jadi pengamat. Bukan pengamat politik macam Burhanudih Muhtadi atau M. Qodari, tapi justu menjadi pengamat bini orang!. Dan paling celaka, jika pengamat politik bicara kemungkinan para tokoh, Jumali justru memperjuangkan kemungkinan untuk dirinya sendiri.

Dia sebetulnya sudah cukup lama naksir Tiwik, 33, yang sekarang jadi bini Kamidin. Tapi karena gadis cantik, pesaingnya banyak banget. Mau pasang baliho biar dikenal lebih dekat oleh Tiwik, ini bukan masalah Pilgub atau Pilpres, meski ujung-ujungnya sama soal “coblosan” juga. Akhirnya Jumali tereliminasi dengan sendirinya. Kemudian dia mendengar kabar bahwa Tiwik dikawin oleh Kamidin yang kemudian belakangan jadi Satpam.

Mendengar kabar bahwa Kamidin sering piket malam, Jumali seperti terilhami. Ada peluang untuk menyerobot lahan non Bojongkoneng Bogor itu. Dia mulai menyapa  kembali Tiwik yang sebetulnya juga sudah lama dikenalnya. Dan ternyata bak orang ngantuk disorong bantal, karena lama-lama Tiwik memberi sinyal positip atas kehadirannya. Maklum, selama ini jadi bini Kamidin banyak dianggurkan dengan alasan ngantuk melulu. Kayak anggota DPR saja.

Karena sudah ada lampu hijau, maka malam hari saat Kamidin kerja di pabrik, Jumali menyelinap masuk, dan kemudian menemukan “aset” bergerak-gerak yang sudah lama didambakan. Dan ternyata rasanya, pinjam istilah orang Yogya: jan tanja temenan. Sejak itulah secara periodik, malam-malam Jumali menyerbot “aset” Kamidin. “Salah sendiri, kenapa sering dianggurkan,” kata setan seakan membela Jumali.

Lama-lama ada warga yang mengendus praktek mesum itu, sehingga dia mengingatkan Kamidin agar mewaspadai perilaku istrinya. Sesuai info tersebut, beberapa hari lalu sengaja ijin dari pabrik, yang sebetulnya untuk mengamat-amati istrinya dari luar rumah.

Ternyata benar! Pukul 22:00 ada sosok lelaki yang mengintip rumahnya. Begitu ditegur, “Sapa kuwe?” Orangnya malah kabur. Kamidin mengejarnya, tapi apes karena malah dibabat golek kena kepala sampai sobek. Dia dilarikan ke RS sementara esok harinya Jumali berhasil ditangkap. Dalam pemeriksaan dia mengakui sengaja menyerobot asetnya Kamidin, ketimbang dingin dianggurkan.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT