"Modal ketahanan fisik saja tidak cukup. Perlu tampil taktis, cerdik dan matang dalam membaca permainan. Artinya seorang petinju juga harus memainkan otaknya bukan sekadar asal pukul," ujarnya.
Sementara itu, Matius tak gentar melawan Walmer Pasiale yang sempat membuat petinju Papua dua kali jatuh di semifinal. Matius mengaku pernah menghadapi petinju asal Jabar itu dan memenangkan pertandingan.
"Walmer pasti akan penasaran dan berusaha untuk menang. Tapi saya tak akan membiarkan itu terjadi. Saya sudah tahu permainannya," kata Matius.
Sebelumnya, kemenangan petinju DKI Novita Sinandia harus dibayar mahal. Petinju yang turun di kelas Bantan (51 kg) putri harus dipapah keluar dari ring karena cidera lutut kirinya kambuh kembali.
Novita tampil memukau untuk menyegel tempat final usai mengalahkan seteru beratnya, Veronica Nicolas pada laga semifinal di GOR KONI, Jayapura, Minggu (10/10/2021) dengan kemenangan angka mutlak.
"Agak sakit kalau dipaksa untuk berjalan," ujar Novita menyebutkan perihal penyakit lamanya itu.
Bahkan Novita harus digendong oleh oficial untuk menaiki mobil yang membawanya ke tempat penginapan.
Di babak final yang akan dipertandingkan pada hari Selasa (12/10/2021) Novita akan menghadapi petinju Nusa Tenggara Barat, Karmila, yang menang atas Yulianti Galingging (Jatim).
Mengomentari calon lawannya di final nanti, pelatih DKI Hugo Goselling tetap optimistis anak asuhnya bisa mengatasinya.
"Novita pernah mengalahkan Karmila waktu kejurnas Pra PON di Ternate. Meski lawannya memiliki postur tubuh yang lebih tinggi kita sudah mengantisipasinya," jelasnya.
Mengenai cedera kambuhan yang timbul kembali, Hugo mengaku tak terlalu merisaukannya.
Ia yakin bisa tertangani oleh tim medis. "Mudah-mudahan fit seperti sediakala," harapnya. (Bu)