Oleh Guruh Nara Persada, Wartawan Poskota
PERASAAN haru dan bahagia begitu terasa begitu saya mendengar dan melihat data bahwa kematian akibat Covid-19 di Jakarta nihil pada Kamis 7 Oktober lalu. Di mana kabar baik tersebut disampaikan Gubernur DKI, Anies Baswedan.
“Sebuah hari yang patut disyukuri. Dalam 24 jam terakhir terdapat 0 permintaan pelayanan pemakaman protap Covid di DKI Jakarta,” ungkapnya dalam akun Instagram pribadinya yang diposting pada Kamis (8/10) lalu.
Anies berharap tren baik ini bisa terus dijaga hingga hari-hari berikutnya. Ia tak ingin Jakarta kembali menghadapi lonjakan kasus kematian di Juli lalu yang bisa mencapai lebih dari 200 kasus kematian.
Sama seperti halnya yang disampaikan orang nomor satu ibukota tersebut, sebagai warga kita juga patut bersyukur dan berbangga dengan pencapaian tersebut. Bangga dalam arti ‘kemenangan’ sementara ini bukan hanya milik pemerintah namun juga warga yang secara perlahan mulai sadar akan pentingnya mematuhi protokol kesehatan.
Bagaimana tidak, setelah kita mengalami masa-masa kelam kematian yang merajalela pada periode bulan Juni dan Juli, akhirnya setelah lebih dari 1,5 tahun pandemi akhirnya bisa merasakan nihilnya angka kematian.
Meski diyakini masih panjang dan Covid-19 masih mengancam, namun setidaknya data 0 kematian ini memberikan secercah harapan dan optimism bahwa kita mampu memerangi virus ini.
Melalui kolaborasi penanganan virus yang dilakukan pemerintah dibarengi dengan kesadaran warga yang tinggi untuk menerapkan protokol kesehatan dan mengikuti vaksinasi setidaknya pencapaian ini telah menjadi bukti nyata.
Utamanya terkait kesadaran warga untuk mengikuti vaksinasi yang digelar pemerintah. Mengingat tidak ada resep jitu juga untuk melawannya. Saat ini kita hanya bisa patuh prokes, mau menggunakan masker dengan benar, dan mau divaksinasi.
Berdasarkan data sedikitnya 10,5 juta masyarakat di Jakarta telah mendapatkan suntikan vaksin dosis pertama. Sementara 7,8 juta lainnya telah divaksin dosis kedua. Catatan itu menunjukan target vaksinasi di Jakarta lebih tinggi dibandingkan target pemerintah pusat. Postingan itu menjelaskan, dari 10,5 juta masyarakat yang divaksin, hampir 77 persennya atau 6,9 juta merupakan masyarakat ber-KTP DKI Jakarta.
Sementara untuk vaksin dosis kedua, dari 7,8 juta orang yang tervaksin, 59 persen atau 5,2 juta orang merupakan warga DKI. Sedangkan untuk warga non-DKI, tercatat 33 persen yang telah divaksin.