Saat Seorang Ibu Kehilangan Bayinya Usai Melahirkan Seorang Diri, Ketua RT: Awalnya Ada Tetesan Darah Dari Lantai Dua

Selasa 05 Okt 2021, 23:22 WIB
Petugas Damkar mengevakuasi ibu hamil yang tidak bisa turun dari lantai dua rumah kontrakan di kawasan Tambora, Jakarta Barat. (Ist).

Petugas Damkar mengevakuasi ibu hamil yang tidak bisa turun dari lantai dua rumah kontrakan di kawasan Tambora, Jakarta Barat. (Ist).

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Sangat menyedihkan. Juhlia (31) melahirkan seorang diri di lantai dua rumah kontrakan, kawasan Tambora, Jakarta Barat pada Selasa (5/10/2021) sekira pukul 10.00 WIB.

Namun, sang buah hati meninggal, ibu muda itu kehilangan bayinya usai melahirkan, karena sulit untuk turun dari rumah kontrakannya yang berada di lantai dua. Juhlia sudah tak sadarkan diri, lalu dievakuasi.

Ya, Juhlia harus kehilangan anaknya yang baru keluar dari perutnya. Bayinya meninggal usai dirinya berjuang seorang diri di dalam sebuah rumah kontrakan.

Ketua RT006 RW004 di kasawan Tambora, Jojo mengatakan, awalnya ia mendapatkan aduan dari warga bahwa ada darah yang menetes dari lantai dua rumah kontrakan.

"Awalnya pengaduan dari warga karena ada tetesan darah dari lantai dua, ya warga ngasih tahu pengurus. Pengurus dan Pak RW sigap menghubungi Puskesmas," ujarnya dikonfirmasi Selasa.

Dikatakan Jojo, saat itu petugas Puskesmas dan pemadam kebakaran, melakukan evakuasi kepada korban. "Alhamdullillah korban ditangani dengan baik," jelas Jojo.

Sementara itu, menurut salah satu petugas Damkar yang ikut melakukan evakuasi, Dadang, saat itu dirinya sudah melihat ibu hamil itu sudah dalam posisi telentang dengan kondisi badan yang lemas dan penuh darah.

"Saya kesana itu sudah melahirkan, tapi dalam posisi alhamdulillah masih sadar ibunya, kemudian bayinya meninggal," ujarnya kepada Poskota saat dikonfirmasi Selasa.

Dikatakan Dadang, saat di lokasi, anak ibu yang melahirkan sudah dievakuasi oleh warga sekitar. Sementara dia bersama petugas lainnya mengevakuasi ibu tersebut.

Petugas sempat kesusahan dalam nelakukan proses evakuasi, sebab kondisi rumah kontrakan ibu hamil itu cukup sempit.

"Kemudian kami evakuasi pasien agar dibawa ke puskesmas agar posisi pasien kan banyak mengeluarkan darah, jadi sulit untuk diturunkan ke bawah," paparnya.

Berita Terkait

News Update