Jangan Salah Kaprah, Air Rebusan Mi Instan Lebih Baik Dikonsumsi atau Dibuang? Ahli Gizi Ungkapkan Fakta Ini

Senin 04 Okt 2021, 11:42 WIB
Ahli Melarang Keras Masyarakat Makan Mi Instan Campur Telur Setengah Matang (Tangkapan layar/YouTube MASAK MUDAH RASA WAH DI DAPOER CINCHA)

Ahli Melarang Keras Masyarakat Makan Mi Instan Campur Telur Setengah Matang (Tangkapan layar/YouTube MASAK MUDAH RASA WAH DI DAPOER CINCHA)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Mi instan adalah makanan yang penyajiannya sangat praktis, enak, dan murah.

Namun hingga saat ini masih banyak yang bertanya-tanya apakah sebaiknya air rebusan mi instan lebih baik dikonsumsi atau dibuang saat penyajiannya?

Pasalnya banyak kabar yang beredar jika air rebusan mi instan berbahaya bagi kesehatan tubuh.

Menanggapi hal ini, ahli gizi dari Universitas Gadjah Mada, Dwi Budiningsari mengatakan bahwa sebenarnya air rebusan mi instan bisa digunakan.

Dwi menjelaskan bahwa mi instan mengandung berbagai vitamin yang larut dalam air seperti asam folat.

Maka dari itu, jika air rebusan mi dibuang atau digant baru, ini akan menyebabkan vitamin-vitaminnya hilang.

“Tidak perlu diganti airnya, karena mi sudah difortifikasi dengan berbagai vitamin yang larut air, termasuk asam folat," ujarnya.

Tanggapan senada juga disampaikan oleh dokter dan ahli gizi masyarakat, Dr. dr. Tan Shot Yen, M. Hum.

"Semua isi yang sudah masuk kemasan makanan dan teregister BPOM itu artinya sudah aman dan higienis menurut standar," kata Tan.

Menurut Tan, tidak ada aturan khusus yang menyebutkan bahwa air rebusan mi instan harus dibuang untuk alasan kesehatan.

Kendati demikian, mengkonsumsi apapun jika berlebihan juga tidak baik, maka dari itu untuk pecinta mi instan diharapkan untuk mengurangi.

Pasalnya mengkonsumsi mi instan secara terus-menerus akan berisiko untuk kesehatan, berikut bahayanya:

1. Gangguan pencernaan

Mi instan sebenarnya merupakan jenis makanan yang tidak mudah dicerna, sehingga membuat kerja sistem saluran cerna menjadi lebih berat. Bila dikonsumsi terlalu sering atau terlalu banyak, hal ini dapat menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan.

2. Tekanan darah tinggi

Bumbu yang digunakan di dalam mi instan biasanya memiliki kandungan garam atau natrium yang tinggi. Di dalam satu kemasan mi instan mengandung sekitar 860 mg natrium.

Jumlah natrium tersebut belum ditambah dari kandungan natrium dalam makanan lain yang Anda konsumsi pada hari yang sama. Padahal, asupan natrium yang disarankan setiap harinya tidak lebih dari 2.000–2.400 mg atau setara 5–6 gram garam.

Beberapa penelitian mengemukakan bahwa konsumsi natrium yang terlalu banyak diketahui dapat menyebabkan tekanan darah tinggi dan berdampak pada rusaknya pembuluh darah, sehingga meningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular.

3. Penyakit jantung

Mie instan juga menggunakan MSG (monosodium glutamat) untuk meningkatkan rasa menjadi lebih gurih. Nah, kandungan MSG dan natrium yang tinggi di dalam mi instan tidak hanya dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, tetapi juga memicu berbagai gangguan pada jantung.

Oleh karena itu, mi instan tidak disarankan untuk dikonsumsi oleh penderita hipertensi dan gagal jantung kongestif, serta pengguna obat diuretik dan beberapa jenis obat antidepresan.

4. Gangguan ginjal

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, mi instan diketahui memiliki kandungan garam yang tinggi. Kandungan garam tersebut bisa berdampak pada terganggunya fungsi ginjal, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah banyak dan sering.

Terganggunya fungsi ginjal dapat menyebabkan penumpukan natrium dan cairan di dalam tubuh. Hal ini memicu terjadinya pembengkakan pada kaki serta penumpukan cairan di sekitar jantung dan paru-paru.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah kemasan mie instan yang digunakan. Ada mi instan yang dikemas dengan bahan yang menggunakan stirofoam yang mengandung bahan kimia bisphenol A (BPA). (cr09)

 

Berita Terkait
News Update