Marak, Catut Identitas Pejabat Untuk Penipuan Lelang Mobil di Depok

Minggu 03 Okt 2021, 02:53 WIB
Nama Kepala Bappeda Kota Depok Dadang Wiharna dicatut orang tidak dikenal dengan nomor HP berbeda untuk berbuat kejahatan, beredar di chat Whatapps. (Foto/tangkapanlayar@whatapps) 

Nama Kepala Bappeda Kota Depok Dadang Wiharna dicatut orang tidak dikenal dengan nomor HP berbeda untuk berbuat kejahatan, beredar di chat Whatapps. (Foto/tangkapanlayar@whatapps) 

DEPOK, POSKOTA.CO.ID - Sejumlah pejabat di Kota Depok nyaris menjadi korban penipuan oleh oknum yang menggunakan foto serta nomor Whatapps dari pejabat di Kota Depok.

Kejadian ini karena lagi maraknya catut identitas pejabat untuk penipuan lelang mobil di Depok.

Salah satu korbannya adalah Kepala Bappeda sekaligus Plt Kadishub Kota Depok, Dadang Wiharna.

Dadang mengatakan ada orang tidak bertanggung jawab mempergunakan foto dan nomor yang bukan miliknya untuk disebar di sosial media dan group Whatapps untuk memenuhi kepentingan pribadi pelaku.

"Alhamdulillah hingga saat ini belum ada korban. Setiap pegawai di lingkungan Pemkot Depok menerima pesan berantai Whatapps mengantas namakan saya pribadi dengan nomor HP yang jelas bukan nomor saya tentunya," ujar Dadang kepada Poskota usai dikonfirmasi, Sabtu (2/10/2021) sore.

Selain itu Dadang menyebutkan pelaku juga menawarkan lelang mobil dengan melampirkan dokumen dari salah satu Direktorat Jenderal (Dirjen).

"Sudha mempergunakan foto saya untuk melancarkan aksinya, namun pelaku juga melampirkan surat mobil-mobil yang dilelang dishare dalam chat Whatapps, kebetulan anggota Dinas Perhubungan Kota Depok mencoba kroscek ternyata penipuan," katanya.

Video Minibus Terjun Dari Tol Jakarta-Merak, 1 Orang Tewas. (youtube/poskota tv)

Selain itu mantan Camat Sukmajaya ini mengungkapkan untuk nomor HP yang dipergunakan oleh pelaku bukan nomor asli.

"Imbauan kepada masyarakat agar lebih hati-hati dan waspada untuk meneliti kembali nomor yang masuk apakah orang tersebut benar atau tidak supaya tidak menjadi korban modus penipuan," tutupnya. (angga) 

Berita Terkait
News Update