ADVERTISEMENT

Geger! Ketua OPM Ancam Presiden Jokowi Jangan Menginjakkan Kaki di Tanah Papua: Jika Datang Akan Terjadi Perang

Minggu, 3 Oktober 2021 16:52 WIB

Share
Presiden Jokowi saat pembukaan PON XX Papua 2021. (foto: tangkapan layar Instagram/ @jokowi)
Presiden Jokowi saat pembukaan PON XX Papua 2021. (foto: tangkapan layar Instagram/ @jokowi)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Ketua Organisasi Papua Merdeka (OPM) Jeffrey Bomanak mengancam Presiden Jokowi, agar jangan menginjakkan kaki ke tanah Papua.

OPM secara terang-terangan melarang Jokowi hadir dalam perayaan PON ke XX di Tanah Papua itu.

“OPM dan rakyat Papua memberikan warning atau peringatan tegas kepada presiden RI Joko Widodo, untuk tidak hadir dalam perayaan pon ke XX di atas tanah Papua,” tegas Jeffrey Bomanak, Minggu 3 Oktober 2021.

Jeffer mengatakan, Jokowi sampai saat ini belum menuntaskan tugasnya dalam mendengar aspirasi rakyat Papua, untuk menentukan nasibnya sendiri.

“Atas nama rakyat bangsa Papua, kami sebagai pemegang mandat rakyat, kami sebagai ketua OPM, menyampaikan satu hal penting, kepada seluruh rakyat Indonesia, dunia internasional dan khususnya rakyat Papua,” ucap Jeffrey.

“Anda Presiden Joko Widodo belum menyelesaikan tuntutan rakyat Papua, aspirasi rakyat Papua bagi penentuan nasib sendiri,” lanjutnya.

Lebih lanjut, Ketua OPM itu lantas meminta pertanggungjawaban Presiden Jokowi dan sekaligus seluruh pemerintahan Indonesia.

Ia mengatakan, Indonesia saat ini sedang melakukan pelanggaran-pelanggaran HAM berat dengan Papua.

Hal tersebut dikatakan berdasarkan laporan resmi dari sekjen Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dalam sidang umum, yang diselenggarakan bulan lalu.

“Indonesia masuk dalam daftar Negara yang melakukan pelanggaran HAM di planet ini,” tutur Jeffrey.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT