Oleh Fernando Toga, Wartawan Poskota
FENOMENA manusia silver telah menjadi pemandangan sehari-hari yang dapat di jumpai di perempatan lampu-merah (traffic light) di sejumlah ruas jalan, terutama di wilayah Jabodetabek.
Tidak ada yang tau pasti soal kapan dan dimana fenomena manusia silver pertama kali muncul. Namun Tossa Rahmania dalam tulisannya 'Presentasi Diri Pengamen Silver Man di Kota Bandung', manusia silver awalnya muncul pada sekitar tahun 2012 di Kota Bandung, Jawa Barat.
Awalnya, para manusia silver ini tergabung dalam 'Komunitas Silver Peduli', yang berkedok gerakan donasi untuk anak yatim. Namun belakangan manusia silver mulai berubah peran dan dijadikan sebagai pengamen bahkan pengemis.
Dengan bermodalkan cat berwarna perak, para manusia silver melumuri tubuhnya dari bagian wajah, lengan, badan hingga kaki dan bergaya seperti patung agar dapat meminta belas kasihan dari warga yang tengah melintas.
Belum lama ini Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Semarang menangkap manusia silver di perempatan Jalan Arteri Yos Soedarso arah ke Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani Kota Semarang pada Jumat, 24 September 2021.
Belakangan manusia silver itu diketahui merupakan purnawirawan polisi bernama Agus Dartono dengan pangkat terakhir Ajun Inspektur Polisi Dua (AIPDA) dan pansiun pada 2018.
Bahkan di Tangerang Selatan belum lama ini sempat viral seorang manusia silver membawa anak yang masih berusia 10 bulan untuk ikut mengemis di SPBU Parakan, Pamulang, Tangsel.
Hampir seluruh tubuh anak tersebut dilumuri dengan cat berwarna perak dan diajak mengemis, untuk meminta belas kasihan dari masyarakat. Alasannya membawa anak agar masyarakat semakin iba, sehingga mau memberikan uang.
Belakangan diketahui anak tersebut bukan anak kandung dari wanita yang membawanya. Anak tersebut merupakan anak dari manusia silver yang dititipkan ke tetangganya saat sang ibu sedang bekerja menjadi manusia silver. Namun oleh tetangganya, anak tersebut malah diajak mengemis menjadi manusia silver.
Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Arist Merdeka Sirait merilis setidaknya ada 189 keluarga manusia silver di DKI Jakarta. Bahkan di Depok dan Tangerang Selatan diketahui terdapat 200 manusia silver yang melibatkan anak dan balita.