SERANG, POSKOTA.CO.ID - Puluhan Warga Binaan (WB) Rutan kelas IIB Serang berhasil memproduksi berbagai hasil kerajinan tangan, salah satunya tas rajut yang berbahan dasar koran bekas yang dibanderol hingga ratusan ribu rupiah.
Tas rajut itu sendiri terdiri dari beberapa ukuran, dari mulai ukuran kecil, sedang sampai yang paling besar.
Kasubsi Pelayanan Tahanan Rutan kelas IIB Serang Maulana Kahfi mengatakan, untuk tas rajut ukuran kecil dibandrol harga sebesar Rp50 ribu sedangkan yang paling besar mencapai Rp120 ribu.
"Yang kecil juga bisa mahal harganya, tergantung dari tingkat kerumitan pada saat proses pembuatannya," katanya, minggu (26/9/2021).
Menurut Maulana, meskipun berbahan korban bekas, namun tas rajut ini tidak mudah rusak meskipun terkena hujan.
Hal itu dikarenakan dalam proses pembuatannya sudah terlebih dahulu dilakukan pengerasan dan pembuatan bentuk.
"Proses pengerasan itu yang membutuhkan waktu lama, guna memastikan hasilnya yang bagus dan awet," katanya.
Namun secara keseluruhan, lanjutnya, proses pembuatan satu tas rajut memakan waktu sekitar dua minggu sampai jadi.
"25 tas rajut ini merupakan hasil karya enam orang WB yang kesemuanya perempuan," katanya.
Selain pembuatan tas rajut, WB juga melakukan aktivitas berkebun dan beternak.
Berkebun itu dilakukan secara hidroponik dan manual di lahan seluas 500 meter.
"Untuk jenis tanamannya ada langsung, sosin, sawi, kembang kol, salada dan paria. Saat ini yang sudah panen itu 10 kg sosin dan selada 35 kg," ucapnya.
Untuk peternakan, tambahnya, ada sekitar 500 meter yang dijadikan kolam ikan lele yang dikelola oleh WB.
Saat ini usia ikan ternaknya baru dua minggu sehingga belum bisa dilakukan panen.
"Dalam melakukan kreativitasnya, mereka semua didampingi oleh petugas, sehingga hasilnya bisa maksimal yang kemudian dijual ke masyarakat," jelasnya.
Diakui Maulana, tidak semua WB di Rutan kelas IIB Serang bisa melakukan kreativitas itu.
Ada beberapa proses persyaratan yang harus mereka lalui terlebih dahulu, seperti sudah enam bulan lebih masa tahanan, berkelakuan baik serta sudah melakukan asesmen.
"Hasil dari penjualan ini tentunya akan kembali ke mereka masing-masing setelah ada pemotongan PNBP yang dilakukan oleh Kanwil Kemenkumham," katanya.
Dengan adanya kreativitas ini, Maulana berharap bisa menjadi bekal mereka ketika keluar nanti, sehingga bisa mudah diterima oleh masyarakat.
"Karena mereka sudah mempunyai skill, jadi tidak lagi bingung untuk mencari kerja. Tinggal ditingkatkan saja nanti di masyarakat," tutupnya. (Kontributor Banten/Luthfillah)