Oleh: Hasto Kristiyanto
BUNG menjadikan kebaya sebagai alat diplomasi. Dalam penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika (KAA) pada tahun 1955 di Bandung, keseluruhan nuansa keIndonesiaan ditampilkan. Di Konferensi yang menghebohkan dunia tersebut, Bung Karno secara total menampilkan kebudayaan Indonesia, lengkap dengan kuliner nusantaranya.
Apa makna tampilan kebudayaan nusantara dalam KAA tersebut? Mengapa kebaya dijadikan alat diplomasi? Seberapa penting KAA bagi Indonesia? Bagaimana pengaruh diplomasi seni budaya terhadap kelancaran KAA dan pelaksanaan kebijakan luar negeri lainnya?
Dalam diri Bung Karno, politik dan seni menyatu. Semua ditujukan bagi tercapainya tujuan negara. Dengan menampilkan politik dan seni dalam kesatuan, implementasi Indonesia yang berdaulat di bidang politik dan berkepribadian dalam kebudayaan ditampilkan. Seni membungkus gagasan besar dalam politik.
Gagasan besar ditampilkan dalam ide. Ide melahirkan grand design. Grand design menjadi grand strategy. Guna menjalankan strategi tersebut, keseluruhan semangat dalam politik diekspresikan melalui seni.
Perpaduan seni dan politik itu nampak dalam perjuangan pembebasan Irian Barat. Dalam perspektif politik, integrasi Irian Barat sangat penting di dalam mewujudkan pandangan geopolitik Sukarno. Pandangan ini menegaskan bahwa dari Sabang sampai Merauke bukanlah sekedar satu kesatuan geografis. Ia adalah satu kesatuan tekad, satu kesatuan jiwa, dan satu kesatuan cita-cita guna menyongsong masa depan dunia di Pasifik.
Oleh karena itu ketika pada tahun 1948 tekad untuk menjadikan pembebasan Irian Barat sebagai agenda politik terpenting bagi kepentingan nasional Indonesia berbagai cara pun dilakukan. Disini seluruh aspek diplomasi dijalankan oleh Bung Karno. Mengapa Irian Barat Begitu penting? Menurut Sukarno kehadiran Belanda di Irian Barat bagaikan pisau belakang kapitalisme yang setiap saat bisa menikam Indonesia dari belakang.
Tanpa Irian Barat, Indonesia bagaikan tangan tanpa ujung jari. Karena itulah pembebasan Irian Batat tidak hanya sebagai pelaksanaan keputusan Sidang BPUPK tentang wilayah negara. Pembebasan Irian Barat adalah tugas untuk menciptakan dunia yang bebas dari kapitalisme dan imperialisme.
Melalui perjuangan yang begitu panjang, akhirnya sejarah mencatat totalitas Sukarno dalam pembebasan Irian Barat. Diplomasi luar negeri, diplomasi pertahanan, diplomasi kebudayaan, hingga berbagai forum internasional diciptakannya untuk memerkuat legitimasi Indonesia atas Irian Barat. KAA menjadi salah satu contoh.
Dengan KAA tersebut, kepemimpinan Indonesia diterima di kawasan Asia-Afrika. Melalui kepemimpinan ini pula, Indonesia sukses menggalang dukungan internasional sehingga wilayah Indonesia naik 2,5 kali lipat tanpa melalui perang dengan menyatakan laut menyatukan kepulauan nusantara melalui Deklarasi Djuanda pada tanggal 13 Desember 1957.
Di luar berbagai referensi sejarah yang ada, salah satu rahasia keberhasilan pelaksanaan KAA tidak terlepas dari dukungan diplomasi budaya. Melalui diplomasi ini, para delegasi dimanjakan dengan kuliner nusantara dan tampilan kebudayaan Indonesja. Berbagai keramahtamahan pun ditampilkan dengan menampilkan para relawan perempuan yang mengenakan kebaya cermin kepribadian bangsa.