Menyedihkan, Ratusan Makam Warga Tertimbun Ribuan Ton Sampah TPA Sumur Batu Bantargebang, Warga pun Tak Bisa Ziarah

Jumat 24 Sep 2021, 17:41 WIB
Wilayah area makam wawrga berbatasan dengan TPA Sumur Batu, Bantargebang, Kota Bekasi, tertimbun tumpukan sampah.  (foto: IF)

Wilayah area makam wawrga berbatasan dengan TPA Sumur Batu, Bantargebang, Kota Bekasi, tertimbun tumpukan sampah. (foto: IF)

BEKASI, POSKOTA.CO.ID – Pemandangan menyedihakn terlihat pemakaman warga di Kelurahan Sumur Batu, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi. Pasalnya, sebanyak 114 makam warga di Sumur Batu tersebut tertimbun ribuan ton sampah TPA Sumur Batu.

Hal itu karena posisi  114 makam warga itu berada di perbatasan zona 3 TPA (Tempat Pembuangan akhir) Sumur Batu.

Menurut salah satu warga, Bagong Suyoto (54) sebagai salah satu ahli waris, bagaimana 114 makam tersebut, tertimbun oleh ribuan ton sampah di TPA, Sumur Batu Bantar Gebang.

Dikatakan Bagong, bahwa lokasi tempat 114 makam tertimbun sampah tersebut merupakan tanah perkampungan sekitar, dimana luasnya mencapai 814 meter persegi, dan tanah makam tersebut berbatasan dengan zona 3, TPA Sumur Batu, Bantar Gebang.

“Dulu ini sebenarnya masih tanah kampung, ini berbatasan dengan zona 3, terus didepan ada komposting ya, nah luasnya itu sekitar 814 meter persegi, jadi luas, masih banyak pohon-pohonnya, batu nisannya masih banyak,” ujar Bagong Suyoto

Lanjutnya, bahwa sekitar tahun 2014 hingga 2015 tanah makam tersebut masih terlihat asri dan utuh, namun setelah ada pembangunan zona 3 dan banyak sampah yang tidak diolah menyebabkan longsor hingga menutupi pemakaman tersebut.

“Tahun 2014 - 2015 itu masih kelihatan utuh, setelah ada zona 3 ini karena sampahnya tidak diolah, makin banyak makin banyak kemudian nguruk, jadi longsor masuk ke pemakaman terus dikeruk," katanya, Jum'at (23/09/2021) sian

"Nah, pas ngeruk itu baket dari Beko itu kena nisan, jadi sudah beberapa kali keuruk sampah, dikeruk lagi,” lanjut Bagong saat ditemui awak media di lokasi tumpukan sampah yang menutupi pemakaman.

Diceritakan kembali, Pada tahun 2017 hingga 2018 menurut Bagong sudah mulai ada pengerukan sampah, namun yang paling parah terjadi sekitar tahun 2000 ke belakang, dimana sampah sampah tersebut tidak diolah. 

“Tahun 2000an ke belakang ini yang menyedihkan, karena sampahnya nggak diolah, terus kekurangan lahan akhirnya lari kesini,” ucapnya

Dengan kondisi tersebut, kini banyak warga tak bisa melakukan ziarah ke tempat pemakaman keluarganya yang tertimbun sampah di Zona 3 TPA, Sumur Batu Bantar Gebang. 

Berita Terkait
News Update