ADVERTISEMENT

Tokoh Agama Kembali jadi Korban Penganiayaan, Sosiolog: Waspada, Bisa jadi Kebangkitan Komunis!

Kamis, 23 September 2021 05:56 WIB

Share
Ketua RW 05 Ahmad Mangku saat berada di makam Arman. (Foto/Iqbal)
Ketua RW 05 Ahmad Mangku saat berada di makam Arman. (Foto/Iqbal)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Kasus pembegalan dan penganiayaan yang dialami oleh tokoh agama di Kampung Babakan, Mustikajaya, Bekasi pada Selasa (21/09/2021) dinilai sebagai fenomena kebangkitan komunis.

Pasalnya, dalam beberapa hari terakhir kasus penganiayaan dan pembunuhan terhadap tokoh agama kembali mencuat.

Setelah geger pembunuhan seorang ustadz di Tangerang beberapa hari lalu, baru-baru ini terjadi penyerangan seorang ustadz yang sedang ceramah di Masjid Baitusyakur, Batuampar, Batam, Kepulauan Riau, Senin (20/9) kemarin.

Sosiolog dari Rektor Universitas Ibnu Chaldun (UIC) Jakarta, Musni Umar, menilai fenomena masifnya penganiayaan tokoh agama seperti sekarang ini pernah terjadi pada tahun 1948 dan 1965.

Menurutnya, penyebab fenomena tersebut ada dua kemungkinan yaitu faktor ekonomi dan politik.

"Ada di Tangerang kemudian ada juga di kalau gak salah di Kepulauan Riau ya. Apakah ini bukan fenomena bangkitnya komunis, karena sebelum peristiwa tahun 48 kemudian 65 juga terjadi seperti ini.

"Ulama-ulama itu dibunuh. Nah ini juga kita harus waspada ya, jadi bisa jadi motifnya ekonomi seperti yang saya katakan bisa juga motifnya politik," ungkapnya saat dihubungi.

Motif politik kata Musni juga terbagi menjadi dua, yaitu sebagai pengalihan isu sehingga konsentrasi masyarakat jadi kacau, bisa juga sebagai kebangkitan komunis.

"Pertama untuk ada kaitannya menciptakan kegaduhan di masyarakat sebagai pengalihan perhatian, bisa juga karena ada kaitan Komunis kan.

"Kebangkitan komunis yang selama ini banyak sekali dibicarakan kita merasa itu ada, tapi kita tidak punya bukti bahwa itu memang ada gitu," kata Musni.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT