Terjadi Penembakan di Universitas Negeri di Rusia, Setidaknya Enam Orang Tewas dan 20 Luka-luka

Selasa 21 Sep 2021, 01:13 WIB
Komite Investigasi Rusia mengatakan penyerang telah diidentifikasi sebagai mahasiswa di universitas [Olga Yushkova/AFP/Aljazeera]

Komite Investigasi Rusia mengatakan penyerang telah diidentifikasi sebagai mahasiswa di universitas [Olga Yushkova/AFP/Aljazeera]

Rusia memiliki batasan ketat pada kepemilikan senjata api sipil tetapi beberapa kategori senjata tersedia untuk dibeli untuk berburu, membela diri atau olahraga, setelah calon pemilik lulus tes dan memenuhi persyaratan lainnya.

Tersangka Senin menggunakan senjata yang dirancang untuk menembakkan proyektil karet atau plastik yang tidak mematikan, lapor kantor berita The Associated Press, mengutip layanan pers Universitas Negeri Perm.

Senjata tersebut dapat dimodifikasi untuk menembakkan amunisi lainnya.

Juru bicara kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov, mengatakan, "Seperti yang terlihat, kita berbicara tentang beberapa penyimpangan dari seorang pemuda yang telah melakukan pembunuhan ini dan saya pikir para spesialis harus menangani ini dan memahami apa alasan di balik tragedi ini."

Penembakan di sekolah dan universitas relatif jarang terjadi di Rusia.

Tetapi pada 11 Mei tahun ini, seorang remaja di Kazan membunuh tujuh anak dan dua guru di sebuah sekolah, mendorong Presiden Vladimir Putin untuk memperketat undang-undang kepemilikan senjata.

Rusia menaikkan usia legal untuk membeli senjata api dari 18 menjadi 21 setelah penembakan di Kazan, tetapi undang-undang baru itu belum berlaku.

Itu adalah penembakan sekolah paling mematikan di Rusia sejak 2018, ketika seorang mahasiswa di sebuah perguruan tinggi di Krimea yang dicaplok Rusia menewaskan 20 orang sebelum mengarahkan senjatanya ke dirinya sendiri. (*)

Berita Terkait
News Update