JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Menyambut peringatan Hari Tani, 24 September, Dewan Pengurus Daerah Partai Keadilan Sejahtera (DPD PKS) Jakarta Pusat, memborong cabai dari petani dan membagikannya kepada warga.
Pembagian cabai tersebut dilakukan di Markas Dakwah DPD PKS Jakarta Pusat di kawasan Rawa Sari, Jakarta Pusat, Minggu (19/8/2021).
Penyerahan dilakukan oleh Ketua DPD PKS Jakarta Pusat, Ismail, kepada masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi kegiatan. Hal ini dilakukan sebagai wujud konkret kepedulian dan dukungan PKS kepada petani lokal yang saat ini mengeluhkan turunnya harga jual akibat serbuan cabai impor.
"PKS komitmen berkoalisi dengan masyarakat dan untuk terus memberikan dukungan kepada petani dan nelayan yang akan memperingati Hari Tani Nasional pada tanggal 24 September mendatang," terang Ismail.
Ia menambahkan pihaknya membeli cabe tersebut dari petani di Sukabumi secara langsung dengan harga normal.
"Pembelian dengan harga normal tersebut dilakukan sebagai wujud kepedulian PKS terhadap keluhan petani cabai atas anjloknya harga jual cabai akibat serbuan cabai impor," kata Ismail.
Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta ini berharap pemerintah melalui Kementerian Pertanian membatasi izin impor cabe di saat musim panen. Jangan sampai hasil panen petani anjlok dan tidak terserap pasar karena kalah bersaing harga.
Ismail juga minta pemerintah harus memikirkan kepentingan jangka panjang para petani. Pemerintah jangan justru menghadapkan petani dengan kepentingan jangka pendek spekulan yang ingin mencari untung melalui impor.
"Dalam jangka pendek mungkin terlihat harga cabai impor lebih murah sehingga menguntungkan masyarakat. Tapi secara jangka panjang kebijakan ini bisa berbahaya. Karena bisa membuat petani kehabisan modal dan tidak bisa berproduksi lagi," tegas Ismail.
Tonton juga video 'Aksi Curanmor Terekam CCTV, Motor Penjaga Gerai Ponsel Raib'. (youtube/poskota tv)
Untuk itu, katanya, Pemerintah harus lebih tegas mengatur izin impor komoditas yang dapat dihasilkan petani lokal.
"Jangan sampai jerih payah petani terbuang sia-sia karena hasil panennya tidak ada yang beli," Ismail menambahkan. (johara)