ADVERTISEMENT
Jumat, 17 September 2021 08:18 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
JAKARTA , POSKOTA.CO.ID - Dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi I DPR RI pada hari Senin (13/9/2021), Badan Keamanan Laut (Bakamla) Republik Indonesia menyebut ratusan bahkan ribuan kapal Vietnam hingga China menerobos masuk wilayah Indonesia di Laut Natuna Utara.
Penerobosan kapal asing ini terlihat saat dilakukan pengamatan secara langsung dari udara.
Menanggapi hal ini Anggota Komisi I DPR RI, Sukamta menyebut keberadaan kapal-kapal asing yang masuk wilayah Indonesia secara ilegal, tidak hanya merugikan secara ekonomi tetapi juga bisa membahayakan kedaulatan wilayah Indonesia.
Oleh sebab itu Sukamta meminta pemerintah serius untuk meningkatkan kapasitas patroli keamanan wilayah laut terluar Indonesia.
Terutama di wilayah Laut Natuna Utara, perlu ada konsentrasi yang lebih besar untuk melakukan patroli. Wilayah ini berdekatan dengan zona sengketa di laut China Selatan antara China dan negara-negara Asean.
"Beberapa kali juga terjadi insiden kapal coast guard China masuk wilayah Indonesia. Jika Indonesia tidak bisa menujukkan kekuatan patroli keamanan yang memadai, pihak asing akan leluasa mengobok-obok wilayah Indonesia," kata Sukamta, Jumat (17/9/2021).
Wakil Ketua Fraksi PKS ini mengusulkan tiga pendekatan dalam mengatasi persoalan tersebut. Pertama, dengan memperkuat kekuatan kapal patroli Bakamla.
"Bakamla menyebut hanya memiliki 10 kapal untuk patroli, ini tentu sangat minim untuk menjaga wilayah laut Indonesia yang luas. Industri pertahanan milik Indonesia bisa lebih digiatkan untuk memproduksi kapal-kapal jenis coast guard. Ini untuk mendukungan cakupan patroli yang selama ini dilakukan," ucapnya.
Yang kedua, menurut Sukamta perlu diperkuat adalah koordinasi keamanan laut, dengan melibatkan berbagai kekuatan yang dimiliki.
"Kerjasama yang telah dilakukan Bakamla dengan TNI AU untuk melakukan patroli udara ini bagus dan perlu diperkuat. Bakamla juga bisa bekerjasama dengan LAPAN untuk memperkuat pemanfaatan teknologi penginderaan melalui satelit dan udara," ujarnya.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT