ADVERTISEMENT

IMI Gandeng Komunitas Motor Listrik DEVA Bali, Sosialisasikan Kendaraan Listrik

Kamis, 16 September 2021 10:43 WIB

Share
Terima Komunitas Kendaraan Listrik Dewata EVi Association, Bamsoet dorong percepatan migrasi kendaraan konvesional ke kendaraan listrik. (Foto/imi)
Terima Komunitas Kendaraan Listrik Dewata EVi Association, Bamsoet dorong percepatan migrasi kendaraan konvesional ke kendaraan listrik. (Foto/imi)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

POSKOTA.CO.ID - Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) Bambang Soesatyo mengajak komunitas kendaraan listrik untuk mensosialisasikan pentingnya migrasi kendaraan konvesional berbahan bakar minyak ke kendaraan bermotor listrik. 

Mendukung kebijakan pemerintah melalui Perpres Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBL-BB) untuk Transportasi Jalan.

"Saat ini tren industri otomotif dunia semakin mengarah pada pengembangan industri kendaraan listrik. Apalagi, ketersediaan sumber daya minyak dan gas sebagai bahan bakar kendaraan konvensional semakin menipis,” ujar Bamsoet. 

“Karenanya, butuh partisipasi semua pihak untuk mempercepat migrasi kendaraan konvesional berbahan bakar minyak ke kendaraan bermotor listrik," tambahnya.

Hadir dari komunitas motor listrik Dewata EVi Association (DEVA) antara lain Peter Kho, Oscar Praditya, Andre Pratama Djatmiko dan Komang Tria Aprianta.

Ketua MPR RI ini menuturkan, berdasarkan data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), hingga akhir tahun 2020 sedikitnya ada 143,75 juta unit motor berbahan bakar minyak di Indonesia. 

Sedangkan, jumlah kendaraan mobil penumpang, mobil bus, dan mobil angkutan barang berbahan bakar minyak yang tercatat oleh Badan Pusat Statistik (BPS) hingga tahun 2018 lalu sudah mencapai 19,8 juta unit.

"Akibatnya, subsidi BBM terus meningkat. Dalam rentang waktu 2014-2019 saja, jumlah subsidi BBM mencapai Rp 700 triliun. Di APBN 2021, subsidi untuk BBM jenis tertentu mencapai Rp 16,6 triliun," urai Bamsoet.

Tidak hanya itu, Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia ini menambahkan, tingkat kematian akibat polusi udara di Indonesia juga cukup tinggi. 

Menurut Greenpeace, angka kematian dini akibat polusi udara di Indonesia sejak 1 Januari 2020 diperkirakan mencapai lebih dari 9.000 jiwa.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT