Itupun cukup lumayanlah, karena dia sudah punya tanggungan anak istri.
Kerjanya tiap hari Hendi ngudak-udak PKL yang dagang di luar tempat yang ditentukan.
Secara periodik juga diperbantukan untuk ikut operasi Pekat (penyakit masyarakat), yakni merazia hotel-hotel yang dijadikan arena mesum.
Di sinilah asal muasalnya Hendi terjebak pada jalan yang tidak lurus.
Terlalu sering merazia orang mesum, dia sendiri jadi pengin jadi praktisinya.
Kebetulan ada cewek yang naksir dirinya. Lupa bahwa di rumah sudah ada istri, dia pun kemudian meladeni hasrat wanita itu.
Tapi syaratnya, Hendi modal bonggol doang, sedangkan benggolnya ya si cewek itu sendiri.
Janda yang tergila-gila padanya itu bernama Weny, 29. Lumayan cantik sih, pantat tebel, kanthong juga tebel.
Walhasil setiap booking kamar hotel, yang membiayai ya Weny sendiri.
Istilah wayang kulitnya, Hendi tinggal mara njejak, karena semua akomodasi sudah ditanggung oleh Weny.
Ketika Hendi punya WIL, sebetulanya tak pernah mengganggu keuangan rumahtangganya.
Tapi namanya istri, mana mau cinta suami dibagi-bagi macam sembako Bansos.