HENDI, 35, terlalu pede jadi orang. Bekerja jadi Satpol PP saja masih honorer, kok berani-beraninya bawa cewek ke hotel.
Ternyata memang ada sponsornya. Namun demikian istri tidak terima, sehingga Hendi dilaporkan ke atasannya.
Resikonya, dia dipecat. Putus pekerjaan, putus pula hubungan asmaranya.
Lelaki tampan belum tentu tampan pula rejekinya. Kini banyak lelaki ganteng tapi kerjanya hanya petentang-petenteng doang.
Sebaliknya lelaki yang jelek tampangnya malah rejekinya kinclong.
Maka dulu pelawak Benyamin S pernah bilang, “Biar gue tampang kampung, tapi rejeki kota. Ketimbang elu, tampang kota tapi rejekinya malah kampung!”
Hendi warga kota Surabaya, sekarang kena tohok ucapan Benyamin S tersebut.
Ditakdirkan berwajah ganteng, tapi nggak laku main sinetron, menggantikan Arya Saloka.
Jadi model iklan juga tidak pernah. Maklumlah, pendidikan Hendi memang juga tidak menunjang.
Jaman sekarang kok hanya lulusan SMA, padahal yang sarjana S1 saja banyak yang nganggur.
Untung ada kenalan di Pemkot Surabaya, sehingga Hendi dipekerjakan sebagai Satpol PP. Bukan PNS yang ber-NIP, tapi hanya pegawai honorer.