Bagi bini Aminudin, menatar soal begituan untuk Harun tidaklah sulit, karena itu bagian dari naluri setiap manusia.
Maka begitu Weny memberi lampu hijau, ya langsung masuk Pak Eko.......!
Sejak itu terjadilah penyalahgunaan “aset”. Bila di DKI Jakarta RTH dipinjam untuk pembangunan tempat ibadah, di NTB terjadi juga penyalahgunaan RTP (Ruang Tertutup Putih).
Mestinya itu hak dan domainnya Aminudin, kini diserahkan pada Harun. Tentu saja si bujang lapok itu sangat menikmati, karena serba gratis dan tinggal pakai.
Secara periodik Harun pasti muncul ke rumah Weny. Pokoknya selalu ada, karena dia tak pernah ngilang sebagaimana Harun Masiku PDIP.
Cuma, karena kehadiran Harun ini terlalu sering dan selalu malam hari, lama-lama warga jadi curiga.
Maka ketika Harun kembali datang sekitar pukul 22:00 warga bersama Pak RT siap menggerebeknya.
Betul saja, ketika kamar digedor, Harun-Weny sedang berbagi cinta bak suami istri.
Harun sempat ngumpet di kamar mandi, tapi akhirya ya Oo ......ketahuan!
Dalam pemeriksaan, Ny. Weny mengaku demen berondong karena kesepian lama ditinggal suami.
Sedangkan Harun, karena lama jadi bujang lapok, ketika ada tawaran pemanfaatan aset RTP yang langsung diambil.
Sebelum warga menghajar Harun, polisi telah datang dan mengamankannya ke Polsek Sakra Barat.