ADVERTISEMENT

Heboh, Warga Rangkasbitung Dikagetkan dengan Kemunculan Ular Piton Berukuran 2,5 Meter Bersarang di Dapur Warung Mie Ayam

Kamis, 2 September 2021 18:17 WIB

Share
Tim Damkar Lebak melakukan evakuasi ular piton di warung mie ayam di Rangkasbitung. (yusuf)
Tim Damkar Lebak melakukan evakuasi ular piton di warung mie ayam di Rangkasbitung. (yusuf)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

LEBAK, POSKOTA.CO.ID - Penjual Mie Ayam Uun di Rangkasbitung dengan penampakan seekor ular piton di dapur, tempat ia meracik mie ayamnya, Kamis (2/9/2021).

Warung mie ayam yang terkenal bahkan sudah melegenda di Bumi Multatuli itu tiba-tiba menjadi ramai akan adanya ular itu.

Bahkan, tim pemadam kebakaran pun langsung dikerahkan guna mengevakuasi ular di warung Mie Ayam Uun yang berada di Jalan Rt Hadiwinangun, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak itu.

Kabid Damkar Lebak, Iwan Dermawan mengatakan, penemuan ular tersebut berdasarkan keterangan ataupun laporan dari masyarakat yang tak lain merupakan pemilik rumah makan tersebut.

"Iya kita menerima laporan bahwa ada sebuah ular piton sepanjang 2,5 meter yang bersarang di kolong dapur. Saat ditemukan bagian ular tersebut sudah membesar, kemungkinan telah menyantap tikus atau ayam yang ada disana," katanya saat ditemui di Damkar Lebak.

Iwan menerangkan, penemuan ular tersebut merupakan yang ke dua kalinya, setelah sebelumnya Damkar Lebak juga menemukan ular king kobra di sebuah perumahan yang berada di Lebak.

Saat ini, pihaknya tengah menunggu pihak BKSDA Banten untuk segera mengambil hewan tersebut untuk dipelihara.

"Saat ini sudah kita amankan, dan kita menunggu pihak konservasi untuk mengambil hewan tersebut," tegasnya.

Dikatakanya, bahwa selama delapan bulan terakhir, pihaknya telah mengamankan setidaknya 25 ekor ular dari spesien lainnya.

Menurutnya, ular-ular tersebut semakin banyak di tangkap di daerah perkotaan, lantaran populasi ataupun ekosistem rantai makanan nya telah terganggu oleh maraknya pembangunan rumah.

"Iya wajar saja banyak ular kita temukan, hal ini dikarenakan memang ekosistemnya mulai terganggu, apalagi saat ini banyak sekali pembangunan rumah kita lihat di daerah perkotaan termasuk di Rangkasbitung," pungkasnya. (kontributor banten/yusuf permana)

 

 

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT