Bisa Ular Jadi Vaksin Covid-19

Rabu 01 Sep 2021, 13:36 WIB
Peneliti di Brasil telah menemukan bahwa molekul dalam bisa ular Beludak Jararacussu dapat menghambat reproduksi virus corona. (Foto/wikipedia)

Peneliti di Brasil telah menemukan bahwa molekul dalam bisa ular Beludak Jararacussu dapat menghambat reproduksi virus corona. (Foto/wikipedia)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID –  Baru-baru ini peneliti di Brasil telah menemukan bahwa molekul dalam bisa dari ular Beludak Jararacussu dapat menghambat reproduksi virus Corona.

Dari hasil penelitian ini memungkin bisa ular jadi vaksin Covid-19.  

Hal ini diketahui setelah mereka melakukan penelitian dengan menggunakan sel monyet dan penemuan ini kemungkinan sebuah langkah pertama di Brasil dalam menemukan obat untuk memerangi Covid-19.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah Molecules bulan ini menemukan bahwa molekul yang dihasilkan oleh ular beludak jararacussu dapat menghambat kemampuan virus untuk berkembang biak dalam sel monyet hingga 75%.

"Setelah melakukan penelitian kami menemukan bahwa sel ular ini mampu menghambat protein yang sangat penting dari virus," kata Profesor Rafael Guido dari Universitas Sao Paulo yang juga penulis studi tersebut.

Molekulnya tersebut adalah peptida atau rantai asam amino yang dapat terhubung ke enzim virus Corona yang disebut PLPro sangat penting untuk reproduksi virus dan tanpa melukai sel lain.

Peptida ini sebelumnya sudah dikenal karena kemampuan antibakterinya yang mana dapat disintesis di laboratorium, kata Guido dalam sebuah wawancara.

Meskipun demikian Guido menambahkan bahwa tidak pelu untuk malakukan penangkapan atau pemeliharaan ular tersebut.

"Kami khawatir terhadap orang-orang yang pergi berburu jararacussu di sekitar Brasil, mereka akan mengira menyelamatkan dunia, akan tetapi bukan begitu cara kerjanya,” papar Giuseppe Puorto yang merupakan seorang herpetologis dari Biologi Institut Butantan di Sao Paulo.

Giuseppe menjelaskan bahwa racun tersebut tidak menyembuhkan virus Corona secara jika digunakan secara langsung.

Selain bisa ular, para peneliti juga akan mengevaluasi efisiensi dosis molekul lainya, apakah mampu mencegah virus memasuki sel sejak awal, menurut pernyataan dari Universitas Negeri Sao Paulo (Unesp), yang juga terlibat dalam penelitian tersebut, seperti dilansir dari Reuters.com.

Para meneliti berharap dapat segera menguji substansi tersebut ke dalam sel manusia.

Jararacussu adalah salah satu ular terbesar di Brasil, berukuran panjang hingga 6 kaki (2 meter).

Ular ini hidup di hutan Atlantik pesisir, namun juga ditemukan di Bolivia, Paraguay, dan Argentina.

 

 

 

Berita Terkait
News Update