ADVERTISEMENT

Terkendala Ketersedian Vaksin, Target Pencapaian Vaksinasi di Kota Depok Molor

Selasa, 31 Agustus 2021 15:52 WIB

Share
Wali Kota Depok KH M. Idris didampingi Ketua DPRD Depok HTM Yusuf Syahputra  cek acara vaksinasi massal di Halaman DPRD Kota Depok. (foto: Angga) 
Wali Kota Depok KH M. Idris didampingi Ketua DPRD Depok HTM Yusuf Syahputra  cek acara vaksinasi massal di Halaman DPRD Kota Depok. (foto: Angga) 

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terkendala Ketersedian Vaksin, Target Pencapaian Vaksinasi Massal di Kota Depok Molor

DEPOK, POSKOTA.CO.ID - Banyak kendala dalam vaksinasi massal untuk penduduk Kota Depok. Salah satunya adalah terkendala keterbatasan atau ketersediaan vaksin membuat pencapaian target vaksinasi di Kota Depok molor.

Hal ini disebutkan oleh Wali Kota Depok KH. M. Idris dalam kegiatan vaksinasi massal 1.000 orang pelaksanaan anggota DPRD Kota Depok di gedung DPRD Depok, Kota Kembali Perum GDC, Kelurahan  Tirtajaya Jaya, Kecamatan Sukmajaya Kota Depok.

"Kita meminta masyarakat tenang Dan tidak cemas serta jangan percaya informasi tersebar di media sosial terkait vaksin yang telah dapat berbahaya," ujar Idris kepada wartawan disela acara vaksinasi massal di Gedung DPRD Kota Depok, Selasa (31/08/2021) siang.

Sebagai orang nomor satu di pemerintah Kota Depok, Idris tetap optimiss sebanyak 1,6 juta penduduk Kota Depok pada akhir Desember 2021 ini akan tervaksin semua.


"Dari target awal yang direncanakn akhir Agustus ini namun sekarang yang tercatat Dari Dinas Kesehatan warga yang sudah tervaksin  warga Depok dosis 1 dari total 1,6 juta jiwa baru sekitar 500 ribuan baru divaksin atau baru 32 persen sedangkan untuk dosis 2 nya sekitar 21 persen,"  katanya.

Dengan demikian, Idris mengungkapkan akan menambahkan kuota warga yang akan divaksin di tempat-tempat yang sudah ditunjuk oleh pemerintah Kota Depok.

"Supaya dapat selesai vaksin akhir tahun ini, kita lipat gandakan dosis yang tadi 500 dinaikan menjadi 1.000 dosis sedangkan kemarin kita juga sudah melaksanakan vaksinasi massal jumlah 6.000 pe serta," tambahnya.

Sementara itu kendala teknis yang dihadapi adalah menurut Idris karena keterbatasan vaksin yang Ada.

"Sesuatu yang wajar karena penggunaan vaksin tidak hanya satu tapi yang ada dulu digunakan seperti Astrazeneca.  Karena dalam aturan praktek medis vaksin tidak boleh silang," paparnya.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT