JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pemerintah dinilai perlu mengevaluasi sistem pertahanan di Indonesia, khususnya terkait umur alat utama sistem persenjataan (alutsista).
Koordinator Center for Budget Analysis (CBA) Jajang Nurjaman mengaku prihatin atas terjadinya kecelakaan alutsista. Apalagi jika kecelakaan tersebut akibat manajemen perawatan yang tidak proporsional.
Jajang mencontohkan jatuhnya helikopter MI-17 milik TNI AD di kawasan industri Kendal, Jawa Tengah, belum lama ini. Kecelakaan tersebut mengakibatkan sejumlah prajurit gugur.
"Helikopter M1-17 yang jatuh di Kendal tergolong helikopter baru, dan hasil investigasi salah satu faktor kecelakaan adalah aspek manajemen yang buruk serta komponen alat yang tidak layak," ujar Jajang Nurjaman di Jakarta, Minggu (29/8/2021).
Jajang menilai, adanya kecelakaan helikopter Mi-17 jelas ada kelalaian dalam manajemen dan perawatan di tubuh TNI AD selama ini.
16 Kasus
Dalam rentang waktu 2015-2021 sudah ada 16 kecelakaan alutista TNI dengan total ratusan korban. Rentetan kecelakaan alutista hanya puncak gunung es dari bobroknya pengelolaan sistem alutista.
"Belasan Alutista dan ratusan tentara akhirnya jadi tumbal," tandasnya.
Jajang pun meminta agar kecelakaan alutsista tidak berulang maka pemerintah perlu melakukan evaluasi serius terkait kebijakan alutista kedepannya.
Ia menegaskan, jangan hanya isu modernisasi alutsista yang digembar-gemborkan sehingga menjadi alasan menambah anggaran. Manajemen, kontrol, pengawasan dan paling penting profesionalisme serta integritas di tubuh TNI AD, merujuk pada kejadian kecelakaan Helikopter Mi-17, juga perlu diperbaiki.
"Hasil dari investigasi dan temuan kecelakaan masuk ke pengadilan militer," tegasnya.