GARA - gara suka WA-nan sama cowok, Wiwid, 25, kena interpelasi oleh suami sendiri. Tapi asal ditanya soal hubungannya dengan PIL-nya, Wiwid jawabnya bukan ngajak makan malam
bersama, tapi nangis melulu.
Lama-lama Widyo, 32, selaku suami jadi jengkel, sehingga Wiwid ditantang bercerai sekalian.
Setelah ada WA, peluang orang untuk punya PIL maupun WIL menjadi semakin terbuka. Mudah
mendapatkannnya, tapi mudah pula ketahuan.
Sebab keluarga masak kini rata-rata menguasai liku-liku smartpone. Jika macem-macem isinya WA
termasuk gambar jorok, banyak perkawinan gagal di tengah jalan. Bahasa kasarnya: cerai atau
pegatan kata orang Surabaya.
Di kota pahlawan, Wiwid termasuk pengguna android yang aktif, sebagaimana suaminya.
Suami istri memang punya HP sendiri-sendiri. Tapi uniknya, suami istri ini jarang main WA-nan.
Justru HP Wiwid lebih banyak untuk kontak-kontakan dengan orang ketiga, ke empat dan seterusnya.
Tapi Widyo tak pernah mempermasalahkan, wong tak pernah ada masalah penting yang perlu di WA.
Tapi belum lama ini, Widyo terpancing untuk membuka HP istrinya. Masalahnya, ketika ditelpon
orang Wiwid tidak menjawab lantaran sedang tidur.
Tak lama kemudian masuk WA. Iseng-iseng dibukanya, ternyata kata- kata mesra macam
anak muda pacaran.
Dia jadi curiga karena nama pengirimnya wanita, tapi kok nada pesannya seperti itu. Apa istrinya
LGBT? Ya enggaklah.
Widyo masih mendiamkan saja. Tapi lain waktu ada gambar masuk berupa alat kelamin lelaki,
ditambah kata ajakan berhoho hihi.
Di sinilah Widyo mulai tergoda untuk interpelasi. Sendirian?
Ya iyalah......memangnya suami itu harus lebih dari satu macam interpelasi DPRD?
Ditantang interpelasi bukannya Wiwid lalu merayu suami dengan mengajaknya makan malam
di restoran mahal, tapi malah menangis.
Dan Widyo memang lelaki gampang trenyuh, maka dia tak jadi menggunakan hak interpelasinya.
Dia sendiri juga pekerja sibuk, sehingga urusan WA mesra dan gambar titit itu terlupakan sudah.
Tapi lain hari kok muncul lagi kiriman WA gambar “burung” yang tak bisa mengepakkan sayap,
karena memang tak ada sayapnya. Dan lagi-lagi kalimat ajakan untuk berhubungan intim juga disertakan.
Tapi ketika hal itu ditanyakan, lagi-lagi hanya dijawab Wiwid dengan tangisan sebagai senjata.
Ketika WA cabul itu terus bermunculan, kali ini habis kesabaran Widyo.
“Memangnya kalau kamu nangis, lalu saya kasihan, gitu? Enak saja....” begitu kata Widyo. Karena sudah habis kesabarannya, istri pun ditantang untuk bercerai saja.
Kali ini kembali istri hanya diam. Karena diam itu dianggap setuju, maka Widyo benar-benar
mengajukan gugatan cerai ke Pengadilan Agama Surabaya.
Hak interpelasi malah dijawab dengan tangis, memang itu senjata kaum Hawa. (GTS)