Anak Bunuh Ayah, Diduga Tak Dapat Restu untuk Menikah

Sabtu 28 Agu 2021, 23:45 WIB
Anak bunuh ayah, diduga tak dapat restu untuk menikah. (Ilust/freepik) 

Anak bunuh ayah, diduga tak dapat restu untuk menikah. (Ilust/freepik) 

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Anak bunuh ayah, diduga tak dapat restu untuk menikah terjadi di Rusun Kebersihan Bambu Larangan, Cengkareng, Jakarta Barat pada Jumat (27/8/2021) kemarin.

Dari hasil pemeriksaan awal, Panit Reskrim Polsek Cengkareng Iptu Rahmat mengatakan bahwa tersangka SRA nekat membunuh ayah kandungnya itu lantaran ia merasa kesal tidak mendapat izin untuk dapat segera menikah.

"Dari hasil konfirmasi pihak keluarga, katanya dia mau nikah tidak dikasih," ujar Iptu Rahmat pada Sabtu (28/8/2021).

Namun di sisi lain, ada juga dugaan bahwa pelaku mengalami gangguan jiwa.

Hal itu diketahui dari pernyataan Kanit Reskrim Polsek Cengkareng, Iptu Tri Baskoro Bintang Wijaya yang mengungkapkan bahwa pelaku penusukan masih sering mengamuk saat dimintai keterangan.

"Kami akan lakukan pemeriksaan kejiwaan pelaku," ucapnya.

Sementara itu, Kriminolog Universitas Indonesia (UI), Arthur Josias Simon Runturambi menyampaikan kemungkinan kasus tersebut terjadi karena hasil permasalahan keluarga yang terus berlangsung tanpa adanya jalan keluar.

Sehingga akhirnya berujung pada emosi yang memuncak dan terjadilah pembunuhan.

"Memang kita melihat kasus seperti ini, ketika penyelesaian masalah-masalah keluarga pada saat ini yang kurang adanya solusi atau jalan keluar, sehingga kemudian mengambil jalan pintas (pembunuhan) sebagai ekspresi untuk mengungkapkan itu atas masalahnya," ucapnya kala dihubungi Poskota.co.id, Sabtu (28/8/2021).

Namun yang jadi pertanyaan, lanjut Simon, mengapa pembunuhan itu bisa terjadi padahal bukan menyelesaikan masalah, namun justru malah memperbesar masalah itu sendiri.

Maka dari itu, dalam hal ini mesti dilihat penyebab yang lebih luas mengapa SRA bisa tega membunuh ayah kandungnya sendiri, selain SRA juga diduga mengalami gangguan jiwa.

"Mungkin bisa dilihat dari masalah-masalah yang terkait dengan kehidupan sosial masyarakat, lingkungan yang ada di situ, kemudian kondisi ekonomi yang saat ini yang memang juga agak menurun atau susah," jelasnya.

"Kita harus melihat latar belakang keluarganya, apakah memang keluarga yang istilahnya cukup atau ada persoalan terkait dengan pekerjaan atau tadi, hubungan antar anggota keluarga atau dengan keluarga calon (istri SRA). Jadi kita bisa perluas di situ," imbuhnya.

Dia pun mempersilakan pihak kepolisian untuk memeriksa aspek kejiwaan dari pelaku, namun kejadian seperti ini tak hanya disebabkan oleh faktor tunggal saja seperti gangguan psikologis.

Akan tetapi bisa saja terjadi lantaran adanya hubungan sosial yang kurang baik dengan sesama anggota keluarga maupun lingkungannya serta karena faktor ekonomi yang di tengah pandemi bisa dikatakan sedang menurun.

"Mencari penyebab terutama bukan semata-mata penyebab secara psikologis tapi juga kemungkinan sosial ekonominya," tutupnya. (cr02) 

Berita Terkait
News Update