BERANI benar ini cewek, di Aceh, kok, mau merayakan ulang tahun sambil pesta seks di hotel. Dan apa yang terjadi kemudian? Ulah Ida, 23, dan Mirdad, 25, pacar lamanya, ketahuan Satpol PP. Maka ditangkaplah keduanya. Bahkan teman Mirdad yang bawa cewek pinjaman ke hotel, juga diciduk sekalian.
Bulan madu adalah masa-masa indah pengantin baru. Tapi tak semuanya bisa menjalani sampai tuntas, lebih-lebih anggota TNI.
Bisa saja jadi pengantin baru seminggu sudah ditugaskan ke garis depan. Tadinya tembak-tembakan sama bini, kini harus menembaki musuh-musuh negara.
Kalau sedang apes dan takdirnya sampai di situ, yang kena tembak justru si pengantin baru. Pangkatnya langsung naik satu tingkat, tapi sebagai anumerta karena gugur dalam tugas.
Hadi, 30, suami Ida warga Delima Kabupaten Pidie (Aceh) bukanlah militer. Tapi baru sebulan menikah ada panggilan kerja jadi TKI ke Malaysia.
Terpaksalah masa bulan madu itu terpotong, karena dia harus menjalani kontrak kerja di negeri Jiran.
Penyaluran tenaga kudu istirahat dulu, karena harus menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) demi menggapai masa depan.
Istrinya, Ny. Ida ditinggal suami beberapa bulan sudah kesepian habis. Udara di wilayah Pidie mendadak dingin sekali, nyaris 5 drajat di bawah nol.
Ini benar-benar siksaan lahir dan batin. Biasanya tiap malam ada yang “ngangetin”, kini benar-benar nganggur, WFH yang sama sekali tidak produktif.
Dalam kondisi demikian Ida jadi ingat kekasih lama, Mirdad non Jamal.
Dia terpaksa diputusin karena belum punya pegangan (baca: pekerjaan), meskipun sudah biasa pegang-pegang.
Iseng-iseng dia telpon sang mantan, eh.....nyambung! Ngobrolah mereka, sampai kemudian menyinggung suaminya yang jadi TKI di Malaysia.
“Ada lowongan nih....,” kata Mirdad menggoda. Jawab Ida ternyata, masukkan saja lamaran dulu, cukup kartu kuning Depnaker dan nggak pakai TWK (Test Wawasan Kebangsaan), kok.
Bagi Mirdad ini bisa dimaknai bahwa Ida memberi lampu hijau untuk dirinya. Lampu merahpun, asal belok kiri boleh langsung.
Keduanya lalu mengatur waktu, kapan bisa ketemu. Kebetulan Ida tak lama lagi hendak ulang tahun yang ke-23.
Dia ingin merayakan di hotel bersama sang mantan. Agar lebih seru, dia juga mengundang sahabatnya, Dewi, 22, untuk ikut memeriahkannya.
Dia punya pacar diajaknya pula biar lebih seru dan ramai.
Tapi ketika tiba di hari H, ternyata Dewi berhalangan, sehingga Dodi, 25, sang kekasih terancam gagal naik ring.
Untung saja Dodi cowok kreatip, sehingga dia pesen cewek panggilan yang biasa disebut Open BO.
Maka dua sejoli itu segera menuju ke hotel yang sudah dipesan oleh Ida.
Mereka pun minum-minum dulu sebagai pemanasan sebelum tiba di acara inti.
Satu hal yang di luar pemikiran Ida, dia sama sekali tidak tahu bahwa malam itu Satpol PP atau Wilayatul Hisbah punya jadwal Operasi Pekat (Penyakit Masyarakat) ke hotel-hotel.
Tak ayal kamar tempat pesta Ida dan kawan-kawan di razia. Karena mereka tak bisa menunjukkan surat nikah, terpaksalah diciduk dan dibawa ke kantor WH Kecamatan Delima.
Ida nangis-nangis ketika keluarganya hendak dihubungi Satpol. Selama ini dia ikut mertua. “Jangan kasih tahu mertua saya Pak, bisa mati gua....” ratap Ida.
Tapi petugas tak bergeming. Kasus itu tetap diberitahukan pada keluarga masing-masing.
Selain akan malu di mata keluarga, juga akan sakit pantatnya karena nanti bakal kena cambuk sesuai hukum Kanun Jinayah.
Karena belum sampai berbuat, mukulnya pantat pelan-pelan kali ya? (GTS)