JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Ada sebuah pernyataan yang tak lazim dari Regist Machdy, Co Founder Pijar Psikologi saat ditanya peserta dalam sebuat acara Talk Show beberapa tahun lalu.
Pernyataan tersebut berbunyi "Depresi adalah guru spiritual terbaik dalam hidup saya".
Jawaban itu sontak membuat para peserta Talk Show tertegun karena sangat tidak lazim.
Nah dewasa ini, eksistensi depresi sudah melekat pada Gen Z dan anak milenial di dalam maupun luar negeri.
Dalam sepuluh tahun terakhir, riset National Survey on Drug Use and Health serta Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sendiri menunjukkan, kelompok remaja masuk dalam kategori lima puluh persen dari orang yang mengalami depresi di seluruh dunia. Dan angka ini terus bertambah dari tahun ke tahun.
Melalui berbagai platform media sosial, mayoritas para remaja mengekspresikan kekalutan berfikirnya sebagai suatu kehampaan, letih tak berujung, dan membuat diri sendiri bertanya apa makna hidup di dunia bagi mereka.
Namun secara tidak langsung depresi menekan individu untuk lebih memahami diri sendiri. Apa saja batasan-batasan yang dimiliki, kelebihan, hingga belajar menjadi diri sendiri.
Melalui buku Loving The Wounded Soul, penulis melihat sisi positif dari depresi dengan berkaca pada gagasan Victor Frankl (1905-1997) yang merupakan seorang neurolog dan psikiater asal Austria dengan teori mengenai makna hidup.
Depresi dapat dipandang sebagai sebuah jalur berliku untuk menemui makna hidup seseorang.
Yang pertama ialah dapat memanusiakan diri sendiri. Menerima kekurangan dan kelebihan kita dan menjadi apa adanya. Memiliki kekurangan bukan tanda tak mampu dan memiliki kelebihan bukan berarti dapat melakukan segala hal.
Kemudian menemukan makna hidup yang dapat disalurkan melalui kreativitas melalui berkarya seni atau produktif, eksperiental dari pengalaman hidup, serta attitudinal dengan melihat sesuatu dengan positif.
Dan yang terakhir ialah dapat merubah seseorang untuk menjalani gaya hidup sehat. Seseorang yang mengalami depresi akan mencari cara untuk terlepas dari keadaannya dengan berolahraga, meditasi, atau melakukan hobi. Sesuai dengan pepatah “dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat”. (ovi)