Ilustrasi, Memantapkan Nilai Kejuangan di Era Pandemi (Foto: AFP)

Opini

Memantapkan Nilai Keberjuangan di Era Pandemi

Senin 23 Agu 2021, 06:00 WIB

Oleh Joko Lestari, Wartawan Poskota

USIA kemerdekaan akan bertambah, pimpinan nasional bisa datang silih berganti, era pun akan berubah, tetapi identitas nasional tidak boleh berubah.

Identitas nasional sebagai jati diri bangsa sebagaimana amanah Pancasila dan UUD 1945, harus tetap terpatri dalam setiap sanubari anak negeri, siapapun dia, di mana pun hingga kapan pun.

Yah, berkepribadian Indonesia kian menjadi penting di era sekarang ini, di tengah semakin majunya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. 

Dunia seolah dalam genggaman tangan kita, dengan sekali sentuh dapat mengetahui apa yang terjadi di belahan dunia sana.

Tak hanya hiruk pikuknya dinamika demokrasi, juga beragam budaya asing yang dengan mudah dapat kita saksikan.

Masuknya "arus negatif" budaya asing, sisi lain dari dampak kemajuan, yang tak bisa kita tolak, kecuali diri kita yang membatasi dan memfilternya dengan makin memperkuat jati diri.

Sebagai bangsa yang berdasarkan kepada falsafah negara Pancasila, konstitusi UUD 1945, berbendera Merah Putih, berlambang Garuda Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, dan bentuk negara NKRI.

Dan, masih banyak lagi identitas nasional kita yang tidak dimiliki bangsa lain, termasuk adab budaya sopan santun, keramahan, tak terkecuali kegotong royongan sebagai intisari dari falsafah bangsa.

Sejarah perjuangan bangsa mencatat bahwa gotong royong mampu memerdekakan negeri ini, mampu pula mengatasi berbagai kesulitan pasca - kemerdekaan.

Fakta pun telah membuktikan gotong royong tak hanya merekatkan silaturahmi melalui kerja bersama sesama warga dan tetangga, serta memperkuat persatuan, juga bisa menjadi sarana meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan sosial sebagaimana cita- cita sejak negeri ini didirikan.

Hakikat kesetaraan duduk sama rendah, berdiri sama tinggi, sebagai esensi “kegotong royongan” adalah pola kerja bersama yang cocok diterapkan era kini, di saat kita bergumul melawan pandemi.

Maknanya bagaimana kita, setiap individu, setiap warga negara mampu "memberi manfaat kepada orang lain." Itulah nilai keberjuangan yang sangat dibutuhkan saat sekarang, di saat negara membutuhkan uluran tangan melawan virus corona beserta dampak yang menyertainya.

Memberi manfaat seperti dikatakan Bung Harmoko, pendiri koran ini lewat kolom “Kopi pagi” edisi poskota – poskota.co.id (Kamis, 7 November 2019), sejatinya bisa dilakukan oleh setiap orang apapun profesinya.

Mulai pekerja serabutan, kuli bangunan, ibu rumah tangga, lebih-lebih tokoh masyarakat, aparat dan pejabat negara tentu lebih berkemampuan dan berpeluang kapan saja bila hendak melakukannya.

Menurut mantan Menteri Penerangan dan Ketua DPR/MPR ini, terdapat sejumlah perilaku yang mencirikan seseorang yang hidupnya bermanfaat bagi orang lain, di antaranya peduli terhadap lingkungan, membantu mereka yang sedang mengalami kesulitan (misalnya membantu sembako bagi mereka yang sedang isolasi mandiri), menjadi relawan, mendonorkan darah, menggali kreativitas, dan berbagi pengalaman tergolong bermanfaat, jika untuk menuju kebaikan.

Sebut saja upaya efektif membangun kebersamaan mencegah penularan virus dan mempercepat proses penyembuhan Covid-19.

Dan, masih banyak lagi, asal ada kemauan yang disertai ketulusan. (Jokles)

Tags:
kemerdekaanidentitas nasionalamanah Pancasila dan UUD 1945majunya perkembangan teknologi informasi dan komunikasidinamika demokrasinegara pancasilakonstitusi UUD 1945berbendera Merah Putihberlambang Garuda PancasilaBhinneka Tunggal Ikadan bentuk negara NKRI

Administrator

Reporter

Administrator

Editor